Page 11 - The 13th Session Codex Committee on Contaminants in Foods (CCCF)
P. 11
https://ceknricek.com/a/indonesia-jadi-tuan-rumah- Pertemuan CCCF ke-13 dihadiri oleh sekitar 250
codex-committee-on-contaminants-in-foods-ke-13/4165
orang peserta dari sekitar 60 negara anggota
Codex. Forum ini membahas standar keamanan
Indonesia Jadi Tuan Rumah "Codex
pangan dan upaya pencegahan kontaminasi
Committee On Contaminants In
senyawa berbahaya dalam pangan, baik produk
Foods Ke-13" mentah, produk antara atau produk olahan
yang akan dikonsumsi.
Ceknricek.com -- Indonesia menjadi tuan
rumah sidang Codex Committee On Codex Alimentarius Commission (CAC)
Contaminants In Foods Ke-13. Agenda tahun ini merupakan organisasi internasional di bidang
membahas mengenai standar batasan standarisasi pangan yang dibentuk FAO dan
kandungan beberapa senyawa dalam produk WHO pada 1963, dengan total 189 negara
makanan. anggota.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan CAC menetapkan standar keamanan pangan
(BPOM), Penny K. Lukito mengatakan, bersama melalui ketentuan higienis, bahan tambahan
World Health Organization (WHO), Food and pangan, residu pestisida dan obat hewan,
Agriculture Organization (FAO) dan Ministry of cemaran, pelabelan, metode analisis dan
Agriculture, Nature and Food Quality of pengambilan sampel, serta prosedur inspeksi
Netherland, BPOM menjadi tuan rumah dan sertifikasi ekspor impor.
pertemuan tahunan The 13th Session Codex
Penny menjelaskan, Indonesia telah bergabung
Committee on Contaminants in Foods (CCCF)
menjadi anggota CAC sejak 1971 dan terus
yang dilaksanakan pada 29 April - 3 Mei 2019 di
berperan aktif dalam pembahasan rancangan
Yogyakarta.
standar internasional yang diterbitkan oleh
Sidang CCCF ke-13 tahun ini akan membahas Codex.
permasalahan global yang terjadi di bidang
pangan, antara lain batasan cadmium (Cd) pada
cokelat dan produk
turunannya, mycotoxins pada
spices, methylmercury pada
ikan, aflatoxins dalam sereal dan kacang-
kacangan, hydrogen cyanide pada singkong dan
produk turunannya, pengurangan 3-MCPDE
dan glycidyl esters dalam proses pemurnian
minyak goreng dan produk turunannya.
Beberapa produk ekspor Indonesia pernah
mendapat penolakan dari negara tujuan
ekspor. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
standar terkait batas kandungan senyawa
tersebut,” ujarnya, Senin (29/4).
9