Page 194 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 194
"Obat yang diminum bersamaan dengan ranitidin oleh pasien itu tergatung
penyakitnya. Misalnya orang demam yang kebetulan ada sakit maag, atau pada
pengobatan yang berisiko menimbulkan perih di lambung, maka dokter sering
menambahkan ranitidin," kata dia.
2. Disinyalir memicu kanker.
NDMA yang merupakan bahan aktif dalam ranitidin disinyalir bersifat karsinogenik
atau memicu kanker jika dikonsumsi dalam waktu yang lama.
Pada 13 September 2019 lalu, FDA dan BPOM Eropa (EMA) mengeluarkan
peringatan adanya temuan cemaran NDMA dalam kadar rendah di sampel produk
yang mengandung bahan aktif ranitidin.
BPOM mengklaim, dalam rangka kehati-hatian, pada 17 September 2019 lalu, telah
diterbitkan Informasi Awal untuk Tenaga Profesional Kesehatan terkait Keamanan
Produk Ranitidin yang terkontaminasi NDMA.
Sebelumnya, di Singapura, Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HAS) menemukan
delapan merek obat ranitidin yang mengandung pengotor NDMA melebihi batas
aman.
Temuan tersebut membuat HAS menghentikan penjualan dan pasokan obat-obatan
ranitidin yang tercemar.
Delapan obat tersebut antara lain Aciloc 150 mg dan 300 mg, Apo- Ranitidine Tablet
150mg, Hyzan Tablet 150mg, Neoceptin R-150 Tablet 150mg, Vesyca Film Coated
Tablet 150mg, Xanidine Tablet 150mg, Zantac (suntikan Zantag 25mg/mL, Zantac
Syrup 150 mg/10ml, Zantac Tablet 150mg), serta Zynol-150 Tablet 150mg.
3. Lima produk obat yang ditarik BPOM.
Ada lima produk ranitidin yang terdeteksi mengandung zat karsinogenik.
Kelimanya berasal dari perusahaan yang berbeda.
Berikut daftarnya:
a. Ranitidin Cairan Injeksi 25mg/mL, pemegang izin edar PT Phapros Tbk, dengan
nomor bets produk beredar:
95486 160 s/d 190
06486 001 s/d 008
16486 001 s/d 051
26486 001 s/d 018
b. Zantac Cairan Injeksi 25 mg/mL, pemegang izin edar PT Glaxo Wellcome
Indonesia, dengan nomor bets produk beredar:
GP4Y