Page 200 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 200
Judul : Penarikan Obat Maag Ranitidin Terkait Risiko Kanker Bukan
Cuma di Indonesia
Nama Media : detik.com
Tanggal : 12 Oktober 2019
Halaman/URL: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4743169/penarikan-obat-
maag-ranitidin-terkait-risiko-kanker-bukan-cuma-di-indonesia
Tipe Media : Online
Jakarta - Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) akhirnya
memutuskan untuk menghentikan
sementara produk, distribusi, dan
peredaran semua produk ranitidin.
Sebenarnya, penarikan bukan hanya
dilakukan di Indonesia.
Bermula pada 13 September 2019,
Food and Drug Administration (FDA)
menemukan adanya cemaran N-
nitrosodimethylamine (NDMA) dalam obat maag dan asam lambung tersebut. Temuan ini lalu
diinvestigasi oleh European Medicines Agency.
Sepekan kemudian, Health Sciences Authority's (HSA) di Singapura menyetop sejumlah
produk ranitidin. Dikutip dari The Straits Times, produk yang ditarik meliputi Aciloc, Apo-
Ranitidine, Hyzan, Neoceptin, Vesyca (berlapis film), Xanidine, Zantac (injeksi, sirup, dan
tablet) dan Zynol-150.
BPOM saat itu akhirnya mengeluarkan peringatan untuk tenaga medis terkait temuan tersebut
pada 4 Oktober 2019. Ada cemaran NDMA yang melampaui ambang batas, namun belum
ada perintah penarikan. Beberapa perusahaan disebutkan sudah melakukan penarikan
sukarela.
Baru pada 7 Oktober 2019, BPOM merilis 5 produk obat maag dan asam lambung ranitidin
yang tercemar NDMA. Daftar itu kemudian bertambah karena pada 11 Oktober 2019, BPOM
memutuskan untuk menarik total 67 batch produk ranitidin.
“Kami memutuskan untuk meng-hold dulu, semuanya kita tarik, izin edarnya kita bekukan dulu
sementara," jelas Kepala Badan POM, Penny K Lukito, saat ditemui detikcom, Jumat
(11/,10/2019).
Nurul Falah E.P, Ikatan Apoteker Indonesia mengapresiasi BPOM yang bertindak cepat
terkait temuan NDMA dalam produk ranitidin. Ia juga mengatakan masyarakat tak perlu resah,
sebab tersedia alternatif obat selain ranitidin yang bisa disesuaikan berdasarkan indikasi
medis.