Page 205 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 205

Judul          : Disebut BPOM Mengandung Senyawa Penyebab Kanker, Dinkes
                              Pacitan: Tidak Semua Ranitidin

               Nama Media : bangsaonline.com

               Tanggal        : 12 Oktober 2019
               Halaman/URL: https://www.bangsaonline.com/berita/63721/disebut-bpom-
               mengandung-senyawa-penyebab-kanker-dinkes-pacitan-tidak-semua-ranitidin

               Tipe Media  : Online

                                                                   PACITAN,  BANGSAONLINE.com  -
                                                                   Obat  merek  Ranitidin  yang  selama
                                                                   ini  dikonsumsi  masyarakat  untuk
                                                                   mengatasi  gangguan  pencernaan
                                                                   seperti  asam  lambung  tinggi  dan
                                                                   maag,    dinyatakan     oleh    Badan
                                                                   Pengawas  Obat  dan  Makanan
                                                                   (BPOM)         mengandung           N-
                                                                   Nitrosodimethylamine  (NDMA)  yang
                                                                   menyebabkan kanker.
               Kepala  Dinas  Kesehatan  Pacitan,  Eko  Budiono  saat  dikonfirmasi  membenarkan
               bahwa BPOM menghentikan peredaran obat Ranitidin. Namun, ia mengaku hingga
               saat ini belum menerima perintah resmi tentang penarikan obat di pasaran.

               "Dibenarkan memang Ranitidin memicu kanker hati, tapi tidak semua Ranitidin. Hanya
               jenis Ranitidin tertentu yang bisa memicu (kanker, Red). Kami belum ada surat edaran
               tentang penarikan. Itu wewenang BPOM, ya saat ini hanya komunikasi melalui WA
               (WhatsApp) grup. Ada komunikasi dengan para apoteker, mereka ada wadah yang
               namanya  MESO  (monitiring  efek  samping  obat).  MESO  ini  online,  jika  ada  pasien
               yang terserang efek samping obat, apotek bisa langsung melapor online," kata Eko,
               Sabtu (12/10).

               "Secara  fisik,  atau  petunjuk  pada  kemasan  Ranitidin,  tidak  dijelaskan  adanya
               komposisi  tertulis.  Sehingga  masyarakat  awam  tidak  dapat  mengetahui  dan
               membedakan mana Ranitidin yang berpotensi memicu kanker dan mana yang tidak.
               Ya itu harus diuji laboratorium. Jadi kami sendiri tidak tahu. Anjurannya masyarakat
               jangan  sembarang  beli  obat  apalagi  Ranitidin.  Jika  ada  gangguan  perut  silakan
               periksa ke dokter. Dari sana akan dapat resep obat. Dan jika ada reaksi yang tidak
               sesuai dengan tubuh bisa dikontrol. Kami belum ada perintah penarikan," jelas Eko.

               Pantauan awak media di lapangan, beberapa distributor obat Ranitidin sudah menarik
               produk tersebut dari banyak apotek. "Ranitidin sudah ditarik sama distributornya mas,
               ya kami masih ada, tapi instruksi dari distributor untuk disimpan dulu," jelas pegawai
               salah satu apotek di Pacitan.
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210