Page 209 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 209

Judul          : BPOM Tarik 67 Merek Obat Ranitidin

               Nama Media : jawapos.com

               Tanggal        : 12 Oktober 2019

               Halaman/URL: https://www.jawapos.com/kesehatan/12/10/2019/bpom-tarik-67-
               merek-obat-ranitidin

               Tipe Media  : Online

                                                                    JawaPos.com  –  Badan  Pengawas
                                                                   Obat     dan     Makanan      (BPOM)
                                                                   menarik seluruh jenis obat Ranitidin
                                                                   dalam bentuk injeksi, sirup, ataupun
                                                                   tablet.  Hal  ini  dilakukan  menyusul
                                                                   banyaknya  pertanyaan  masyarakat
                                                                   yang mempertanyakan apakah obat
                                                                   tablet    Ranitidin    masih     boleh
                                                                   dikonsumsi setelah dinyatakan bisa
                                                                   memicu kanker.
                                                                   “Tadinya Ranitidin bentuknya injeksi
                                                                   dan  sirup.  Itu  sudah  ditarik.  Tapi
                                                                   sekarang,     tak    ada    peredaran
               Ranitidin untuk segala bentuk. Tablet juga termasuk,” tegas Kepala BPOM Penny K.
               Lukito.

               Dari penarikan yang sudah dilakukan, total ada 67 merek obat Ranitidin yang sudah
               ditarik dari pasaran. Para produsen dan farmasi diberi waktu 80 hari per 9 Oktober
               untuk menarik Ranitidin seluruhnya dari pasaran.

               “Penarikan sukarela dilakukan, kami awasi di seluruh balai dan produsen di Indonesia.
               Sementara, pengujian masih terus dilakukan,” lanjutnya.

               Penny  membantah  keputusan  BPOM  soal  Ranitidin  merupakan  potret  buruk  dari
               pelayanan  farmasi  di  Indonesia  karena  mengandung  cemaran  NDMA  sebagai
               karsinogenik (pemicu kanker). “Ini bukan soal nama buruk ya, tapi masyarakat harus
               memandangnya ini perkembangan teknologi. Setiap obat pasti akan berkembang dan
               kita tak akan pernah tahu,” tukasnya.
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214