Page 210 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 210
Judul : Waswas Picu Kanker, Apotek di Solo Tarik Ranitidin
Nama Media : jawapos.com
Tanggal : 12 Oktober 2019
Halaman/URL: https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/10/12/160419/waswas-
picu-kanker-apotek-di-solo-tarik-ranitidin
Tipe Media : Online
SOLO – Badan Pengawasan Obat
Makanan (BPOM) memerintahkan
penarikan obat yang mengandung
ranitidin. Sebab, obat ini terindikasi
tercemar N-nitrosodimethylamine
(NDMA) yang bisa memicu kanker.
Menindaklanjuti ini, beberapa
apotek mulai menarik peredaran
obat ini.
Asisten Apoteker (AA) Apotek
Cahaya Sehat Ade Hodritun
mengatakan, sepekan ini pihaknya tidak menjual obat ranitidine. Biasanya obat ini
diberikan bagi pasien yang menderita masalah lambung atau maag. Penarikan
tersebut sebagai langkah antisipasi terkait pemberitaan yang beredar mengenai
ranitidin. Sampai saat ini obat ini masih berada di dalam gudang dan belum
tindaklanjuti lagi.
“Saya masih menunggu arahan dari atasan, keputusannya bagaimana. Apakah
dikembalikan kepada pedagang besar farmasinya atau tetap dijual dengan kondisi
tertentu. Saya masih menunggu perintah. Sampai saat ini memang belum ada surat
resmi atau edaran, namun kami sudah antisipasi dulu untuk tidak menjualnya,” jelas
Ade, kemarin (11/10).
Ditambahkan Ade, ada lima jenis ranitidin yang jual. Paling murah atau generic Rp
2.500 per strip isi 10 hingga Rp 57 ribu per strip isi 10 tablet. Selama ada pemberitaan
tersebut, Ade mengaku tidak banyak orang yang mencari ranitidin. Tetapi pihaknya
akan memberikan penjelasan jika ada pasien yang mencari obat tersebut.
Hal serupa juga dilakukan oleh staf Apotek K-24 Brayat, Diana. Dia mengaku sudah
tidak melayani penjualan obat tersebut. Ada empat jenis ranitidin, di antaranya papros,
dexa, dan novell. Sampai saat ini masih banyak orang yang mencari obat tersebut
untuk dikonsumsi baik menggunakan resep dokter maupun tidak.
“Surat resmi dari BPOM memang belum ada, tapi kami sudah antisipasi. Obat masih
kita simpan dan menunggu BPOM yang menariknya,” ujarnya