Page 368 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 368

Judul          : Belum Ada Penarikan Ranitidin

               Nama Media : linggaupos.co.id

               Tanggal        : 24 Oktober 2019

               Halaman/URL: https://www.linggaupos.co.id/belum-ada-penarikan-ranitidin/
               Tipe Media  : Online

                                                                        LINGGAU  POS  ONLINE–  4
                                                                   Oktober  2019  Balai  Pengawasan
                                                                   Obat     dan    Makanan       (BPOM)
                                                                   menginstruksikan  kepada  Industri
                                                                   Farmasi pemegang izin edar produk
                                                                   Ranitidin      untuk       melakukan
                                                                   penghentian  produksi  dan  distribusi
                                                                   serta  melakukan  penarikan  kembali
                                                                   (recall)  seluruh  bets  produk  dari
                                                                   peredaran.

                                                                   Sebagai  bentuk  tanggung  jawab,
               industri farmasi juga diwajibkan untuk melakukan pengujian secara mandiri terhadap
               cemaran  N-Nitrosodimethylamine  (NDMA)  dan  menarik  secara  sukarela  apabila
               kandungan cemaran melebihi ambang batas yang diperbolehkan.

               Ranitidin  adalah  obat  yang  digunakan  untuk  pengobatan  gejala  penyakit  tukak
               lambung  dan  tukak  usus.  Badan  POM  telah  memberikan  persetujuan  terhadap
               Ranitidin  sejak  tahun  1989  melalui  kajian  evaluasi  keamanan,  khasiat,  dan  mutu.
               Ranitidin tersedia dalam bentuk sediaan tablet, sirup, dan injeksi.

               Pada  13  September  2019,  US  FDA  dan  EMA  mengeluarkan  peringatan  tentang
               adanya temuan cemaran NDMA dalam jumlah yang relatif kecil pada sampel produk
               yang  mengandung  bahan  aktif  Ranitidin,  di  mana  NDMA  merupakan  turunan  zat
               Nitrosamin yang dapat terbentuk secara alami.

               Studi  global  memutuskan  nilai  ambang  batas  cemaran  NDMA  yang  diperbolehkan
               adalah 96 ng/hari (acceptable daily intake), bersifat karsinogenik jika dikonsumsi di
               atas  ambang  batas  secara  terus  menerus  dalam  jangka  waktu  yang  lama.  Hal  ini
               dijadikan dasar oleh Badan POM dalam mengawal keamanan obat yang beredar di
               Indonesia.

               Dalam  rangka  kehati-hatian,  Badan  POM  telah  menerbitkan  informasi  awal  untuk
               Tenaga Profesional Kesehatan pada tanggal 17 September 2019 terkait Keamanan
               Produk Ranitidin yang terkontaminasi NDMA.
               Namun  disayangkan,  sampai  Rabu  (23/10)  industri  farmasi  belum  melakukan
               penarikan Ranitidin. Khususnya yang beredar di apotek-apotek Kota Lubuklinggau.

               Hal itu dibenarkan Apoteker Apotek K24, Marsini. Kepada Linggau Pos, Rabu (23/10)
               Ia mengatakan sampai kemarin belum ada penarikan obat Ranitidin di apotek yang Ia
               kelola.
   363   364   365   366   367   368   369   370   371   372   373