Page 81 - Perpanjangan Batas Kadaluwarsa Vaksin COVID-19
P. 81
BPOM mengatakan, batas kedaluwarsa vaksin Covid-19 dapat diperpanjang, apabila tersedia data baru
yang dapat membuktikan mutu dan keamanan vaksin masih memenuhi syarat pada saat mendekati
kedaluwarsa.
“Sepanjang vaksin tersebut disimpan sesuai kondisi yang ditetapkan,” bunyi keterangan BPOM.
Selain itu, BPOM mengatakan, akan terus memantau implementasi pelaksanaan uji stabilitas jangka
panjang yang dilakukan oleh produsen vaksin. BPOM juga telah meminta kepada produsen vaksin untuk
melengkapi data stabilitas terbaru/jangka panjang.
“Pemantauan batas kedaluwarsa vaksin Covid-19 di peredaran merupakan tanggung jawab produsen
vaksin pemegang EUA dan dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, dan Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota,” demikian keterangan BPOM.
Terakhir, BPOM meminta pemilik EUA wajib memastikan vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi
tetap memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.
Prokes Masih Berlaku
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan, protokol
kesehatan (prokes) 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun masih
berlaku di seluruh aktivitas masyarakat, termasuk bagi pelaku perjalanan dalam negeri.
“Pada prinsipnya 3M tetap diterapkan dalam menghadapi Covid-19 ini dalam seluruh pengaturan
aktivitas masyarakat yang aman terhadap penularan Covid-19,” kata Wiku saat dihubungi, Senin
(14/3/2022).
Namun, Wiku mengatakan, setiap pelonggaran aktivitas masyarakat di sektor sosial dan ekonomi tentu
memerlukan penyesuaian protokol kesehatan terutama menjaga jarak. Ia mengatakan, penyesuaian
protokol kesehatan tersebut tetap harus memerhatikan keamanan masyarakat dari Covid-19.
“Pengaturan dan pelaksanaannya juga perlu menimbang risiko, biaya, dan manfaatnya agar
pengendalian Covid-19 sejalan juga dengan pemulihan ekonomi nasional. Kita semua sedang melakukan
adaptasi ini,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) yang sudah divaksinasi dosis kedua dan
ketiga (booster) tidak wajib melakukan tes antigen, maupun PCR sebagai syarat perjalanan. Aturan
tersebut tertuang di dalam Surat Edaran (SE) Satgas Covid-19 Nomor 11 Tahun 2022, dan SE Kementerian
Perhubungan Nomor 21 Tahun 2022.
“Pelaku perjalanan dalam negeri yang telah mendapatkan vaksinasi dosis kedua, atau vaksinasi dosis
ketiga (booster) tidak diwajibkan menunjukkan hasil negatif tes RT-PCR atau rapid tes antigen,” demikian
bunyi SE Satgas 11/2022 yang berlaku mulai Selasa (8/3/2022).