Page 13 - Majalah POM VOL7/No.2/2025
P. 13
Indonesia untuk menyediakan makanan
siap saji (ready-to-eat) yang diproduksi di
dalam negeri bagi jemaah haji dan umrah
Indonesia. Produk-produk ini dirancang
secara khusus untuk bertahan pada suhu
ruang tanpa bahan pengawet. Sehingga
menjadikannya kategori pangan yang
memerlukan pengawasan ketat selama
proses distribusi, terutama di kawasan
Armuzna yang ekstrem dari sisi suhu dan
mobilitas.
Petugas melakukan pengawasan
menyeluruh terhadap produk ini, mulai
dari proses produksi di dalam negeri
hingga sertifikasi. Produk ini wajib
memenuhi sertifikasi halal dari BPJPH,
izin edar BPOM, ISO 22000 untuk
Petugas BPOM memberikan stiker penanda sebagai apresiasi terhadap komitmen penerapan manajemen mutu, dan hazard analysis
cara produksi pangan olahan yang baik untuk pangan siap saji bagi jemaah haji Indonesia. and critical control points (HACCP) untuk
titik-titik kritis pengendalian bahaya. Peran
BPOM sangat vital dalam memastikan
Peran BPOM Sangat Penting Madinah, serta pengambilan sampel dan seluruh standar ini tetap terjaga dalam
Kompleksitas pelayanan makanan pengujian cepat. Ini mencakup pemastian rantai distribusi yang berat di tanah suci.
dalam operasional haji Indonesia dapur katering telah menerapkan cara Suhu ekstrem dan volume distribusi
menuntut pengawasan khusus. Di sinilah produksi pangan siap saji yang baik, menjadi tantangan serius bahkan untuk
keahlian BPOM menjadi sangat relevan. pengamatan fasilitas penyimpanan sistem pengawetan makanan terbaik
Pada musim haji 2022–2024, BPOM makanan, serta penelusuran keracunan sekalipun.
menurunkan petugas haji khususnya tim pangan yang dialami jemaah haji.
teknis keamanan pangan yang bekerja Menjelang musim haji 2025, Kepala Perkuat Pengawasan Keamanan
langsung di lapangan bersama Panitia BPOM Taruna Ikrar mengadakan Pangan
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Tim ini pertemuan tingkat tinggi dengan CEO BPOM melakukan berbagai langkah
melakukan inspeksi produksi makanan, Saudi Food and Drug Authority (SFDA) konkret untuk meningkatkan perannya
memantau suhu penyimpanan, serta Hisham S. Aljadhey. Hasil dari pertemuan dalam layanan haji Indonesia dalam
memastikan praktik sanitasi dan hygiene ini memperkuat kesepakatan bersama memperkuat pengawasan keamanan
dapur katering yang beroperasi di Arab bahwa seluruh makanan dan minuman pangan. Tim teknis keamanan pangan
Saudi sesuai dengan standar. yang dikonsumsi oleh jemaah dan perlu dijadikan bagian permanen dari
Karena itu, BPOM hadir di lapangan petugas haji Indonesia di musim haji 1446 struktur operasional haji, mengingat
untuk memastikan bahwa standar Hijriah/2025 Masehi harus memenuhi besarnya risiko dan skala pelayanan
keamanan pangan tidak hanya menjadi standar keamanan dan kelayakan dalam menjaga kesehatan jemaah.
pedoman tertulis, tetapi benar-benar konsumsi yang berlaku di kedua negara. Selain itu, BPOM terus memperdalam
diterapkan melalui pengawasan sarana Pemerintah Arab Saudi juga kerja sama regulatori dengan SFDA
produksi dapur katering di Makkah dan memberikan kepercayaan kepada melalui pertukaran pengetahuan
teknis. Pelatihan terpadu untuk tenaga
pelayanan makanan Indonesia juga telah
dibangun, meliputi pelatihan penanganan
makanan pada suhu tinggi dan respons
cepat terhadap kontaminasi.
Ke depan, BPOM perlu
mengembangkan protokol tanggap
darurat untuk menghadapi
insiden keamanan pangan selama
penyelenggaraan haji. Ini mencakup
pengiriman unit inspeksi bergerak ke
Arab Saudi serta pembentukan sistem
penarikan kembali produk pangan (food
recall) yang disesuaikan dengan konteks
dinamis dan kompleksitas tantangan
Petugas BPOM memastikan keamanan pangan dengan sampling dan pengujian makanan di sarana produksi. penyelenggaraan dan fasilitasi ibadah haji.
13
Vol.7/No.2/2025