Page 28 - Intensifikasi Pengawasan Pangan Jelang Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021_Neat
P. 28
“Melalui intensifikasi yang dilakukan oleh 33 Balai Besar atau Balai POM dan 40
Kantor Badan POM di kabupaten kota di seluruh Indonesia, pengawasan berfokus
pada pangan olahan Tanpa Izin Edar (TIE) atau ilegal, kedaluwarsa, dan rusak.
Intensifikasi ini sudah dimulai sejak akhir November 2020,” ungkap Kepala Badan
POM RI, Penny K. Lukito dalam konferensi pers, Rabu (23/12/2020)
Berdasarkan lokasi temuan, pangan kedaluwarsa banyak ditemukan di Baubau,
Bengkulu, Sofifi, Manggarai Barat, dan Banda Aceh. Pangan ilegal banyak
ditemukan di Baubau, Surakarta, Tangerang, Bengkulu, dan Tarakan. Sementara
pangan rusak banyak ditemukan di Kendari, Baubau, Manado, Sorong, dan Sofifi.
Dibanding tahun sebelumnya pada 2019, kata Penny metode pemeriksaan dan
pengawasan pada 2020 kini perpaduan antara onsite (di tempat) dan melalui virtual
atau online.
Di tahun 2019, pemeriksaan dilakukan secara onsite di sebanyak 3.594 sarana
distribusi pangan (importir, distributor, grosir, dan ritel). Sedangkan di 2020
pemeriksaan on site dan virtual diperiksa sebanyak 2.687 sarana distribusi.
Sebagai upaya perlindungan masyarakat, kata BPOM seluruh produk pangan TMK
telah diturunkan dari rak pajang atau display dan atau diamankan setempat, serta
diperintahkan kepada pihak sarana distribusi pangan untuk tidak mengedarkan
produk tersebut.
Sedangkan terhadap sarana distribusi pangan yang melakukan pelanggaran
peredaran pangan, Badan POM juga melakukan upaya pembinaan dan memberikan
sanksi tegas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.