Page 38 - Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) Perdana Untuk Vaksin Merah Putih_Neat
P. 38

Judul             :  BPOM beri izin uji klinik Vaksin COVID-19 Merah Putih yang
                                     dikembangkan Unair
                Nama Media        :  antaranews.com
                Tanggal           :  7 Februari 2022
                Halaman/URL  :  https://www.antaranews.com/berita/2688049/bpom-beri-izin-uji-
                                     klinik-vaksin-merah-putih-yang-dikembangkan-unair
                Tipe Media        :  Online






















               Jakarta  (ANTARA)  -  Badan  Pengawas  Obat  dan  Makanan  (BPOM)  memberikan
               Persetujuan  Protokol  Uji  Klinik  (PPUK)  vaksin  virus  corona  Merah  Putih  yang
               dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan PT Biotis Pharmaceutical
               Indonesia.

               "Hari ini kami menyampaikan kabar gembira, sebuah kemajuan kita bersama bahwa
               Badan POM telah memberikan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) perdana
               untuk vaksin karya anak bangsa yaitu Vaksin Merah Putih yang dikembangkan peneliti
               Unair  (Universitas  Airlangga)  bekerja  sama  dengan  PT  Biotis  Pharmaceutical
               Indonesia," ujar Kepala Badan POM, Penny K. Lukito dalam konferensi pers yang
               diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

               Ia  menyampaikan  Vaksin  Merah  Putih  dengan  platform  inactivated  virus  itu
               dikembangkan menggunakan virus SARS-CoV-2 yang berasal dari pasien COVID-19
               di Surabaya.Badan POM sebagai otoritas pengawas obat dan makanan di Indonesia
               memiliki  wewenang  untuk  memberikan  PPUK  di  Indonesia.PPUK  merupakan
               persetujuan  pelaksanaan  kegiatan  penelitian  dengan  mengikutsertakan  subjek
               manusia disertai adanya intervensi penggunaan produk uji, untuk menemukan atau
               memastikan  efek  klinik,  farmakologik  dan/atau  farmakodinamik  lainnya,  dan/atau
               mengidentifikasi setiap reaksi yang tidak diinginkan, dan/atau mempelajari absorbsi,
               distribusi, metabolisme, dan ekskresi.

               "Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan dan atau efektifitas vaksin uji yang
               diteliti," tuturnya.
               Untuk melangkah ke fase uji klinik, Penny mengatakan, diperlukan data hasil studi
               nonklinik berupa keamanan dan imunogenisitas pada hewan uji."Badan POM telah
               mengevaluasi data keamanan dan imunogenisitas vaksin ini pada hewan uji mencit
               dan  Macaca  fascicularis  (monyet  ekor  panjang).  Hasil  studi  menunjukkan  bahwa
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43