Page 58 - buku ajar-Menggagas Transformasi Madrasah
P. 58
berdasar penelitian Jamiatul yang lakukan di Raudhatul
Athfal Jamiatul Qurra, terbukti bahwa peserta didik yang
mengikuti program menghafal menjadi lebih antusias
dalam hal-hal yang positif, semisal senang shalat
berjamaah, 28 senang menghafal doa-doa, menjadi lebih
patuh terhadap nasihat orang tua, dan menjadi lebih
antusias belajar bersama dengan teman-teman
seusianya. 29
Kemampuan menghafal juga diperlukan untuk
pelajaran-pelajaran lain seperti pelajaran bahasa Jawa
khususnya materi menulis aksara Jawa dan lain-lain. 30
Sehingga kemampuan mengingat dengan metode hafalan
menjadi efektif untuk mengelola hal-hal baru yang masuk
dalam memori otak kemudian dicerna untuk dipahami
secara kritis (penalaran).
Dengan demikian secara ideal kedua metode
belajar tersebut harus diintegrasikan dalam proses
pembelajaran. Menghafal dapat memberikan dasar
pengetahuan yang diperlukan, sementara menalar dapat
membantu siswa menganalisis tersebut secara efektif dan
bermakna. Pendekatan yang seimbang ini dapat
menghasilkan pemahaman yang lebih holistik dan
kompetensi yang lebih tinggi pada siswa, mempersiapkan
mereka lebih baik untuk mempersiapkan pendidikan yang
terus bertransformasi di masa depan.
Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
metode menghafal ataupun menalar memiliki keunggulan
masing-masing. Metode menghafal menguatkan ingatan
sehingga banyak hal yang masuk dalam memori otak
sedangkan metode penalaran dapat memberikan
pemahaman dan penalaran kritis. Dengan demikian, perlu
Menggagas Transformasi Madrasah 53