Page 154 - Gadis_Rempah
P. 154

Yanuar menghela napas panjang. Tak diizinkannya
 hatinya larut dalam kesedihan.
 “Lihatlah Arumi, meski kau nyaris tidak punya waktu
 untuknya,  dia terus memberimu kebaikan dan prestasi.  Bab 11
 Pernahkah kau berpikir bagaimana jika dia tidak lagi betah
 di rumah, tidak lagi mau sekolah, memilih bergaul bebas
                       Dinda, kau di mana?
 di jalanan sana?” Yanuar berkata lirih sambil menepuk
 lembut bahu adiknya.
 Naning menutup wajah dengan kedua tangannya.
 Ngeri hatinya membayangkan semua perkataan Yanuar
 terjadi pada Arumi.                     Maksud Tuhan agar kita tidak
                                   over bahagia yang membuat kita jadi
 “Ning, jangan kau cintai rempah dengan buta. Jangan
                                                     lupa bersyukur.
 kau cintai apa pun dengan buta. Bukan ini yang diharapkan
 orang tua kita. Aku akan segera mencarikan beberapa
 karyawan untukmu. Biarlah kuliah Arumi aku yang urus.”
 Yanuar menghentikan kalimatnya. Ia merasa sudah
 cukup membuat adiknya merasa bersalah dan sadar.
 Tanpa disadari keduanya, Arumi sudah berdiri di
 seberang mereka. Mata gadis itu menatap ibunya lama.
 Antara sedih, bingung, dan kecewa. Semuanya bercampur
 menjadi satu dalam pikirannya.
 “Arumi?” suara Naning teramat lirih. Dia tidak yakin
 putrinya itu mendengar seluruh percakapannya dengan
 Yanuar. Atau bahkan Arumi juga tahu kedatangan Pras tadi?
 tebak Naning dalam hati.
 Baru saja Naning mencoba berdiri menghampiri
 putrinya. Namun, Arumi memilih berlari ke kamarnya.







 145  Bab 10 — Ketika dua laki-laki berjumpa     Gadis Rempah  146
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159