Page 152 - Gadis_Rempah
P. 152
telah bersuami itu atau jika dia masih jodohmu, semoga Yanuar terus melangkahkan kakinya. Tidak
kau bisa segera dipertemukan dengan dia kembali. Entah dihiraukannya Naning yang mengikutinya sambil meratap.
dengan cara apa Tuhan bisa mempertemukan kalian lagi. “Mas Yan! Berhenti dan dengarkan aku!”
Sekarang pulanglah. Selesaikan dulu masalah di dalam
Yanuar menghentikan langkahnya dan menoleh.
dirimu sendiri.”
Dilihatnya kedua mata Naning yang berkaca-kaca.
Pras mengangguk. Untuk pertama kalinya dia merasa
“Aku tahu aku salah. Aku tidak sungguh-sungguh
Yanuar sama sekali bukan orang yang perlu ditakuti. Di menit
menjodohkan Arumi waktu itu. Aku hanya ... aku hanya
terakhir sebelum meninggalkan rumah Naning, Pras justru
teramat lelah. Dan aku melihat semakin hari... Arumi
merasakan ketenangan yang belum pernah dirasakannya
semakin tidak peduli lagi pada ibunya ini ...,” ratap Naning.
sebelum bertemu Yanuar.
“Kau lelah? Mengapa baru kali ini kau katakan ini?
Sebelum berpamitan, Yanuar mempersilakan Pras
Mengapa dari dulu kau selalu menolak dibantu?”
menghabiskan tehnya. Sambil masih menempelkan tangan di
Naning tak mampu lagi menahan air matanya.
pipinya, Yanuar melepas kepergian Pras layaknya seorang bapak
Pertahanannya patah. Air matanya tumpah.
melepas putranya merantau.
Tidak tega melihat adiknya bersimpuh. Yanuar
“Meski sebentar saja kita duduk bersama, pertemuan
mengulurkan tangannya dan mengajak Naning duduk di sofa.
singkat ini sangat berarti bagi saya. Terima kasih banyak,
Pak Yanuar,” ucap Pras sembari bangkit dari kursinya lalu “Berilah waktu pada dirimu sendiri, Ning. Berilah
mengulurkan tangan. waktu pada Arumi. Kapan terakhir kali kau bicara berdua
saja dengannya. Aku selalu yakin, bukan Arumi tidak
Yanuar menyalaminya dan manggut-manggut.
peduli denganmu, tapi dia punya cara sendiri untuk
“Semoga kapan-kapan kita bisa berjumpa lagi, anak muda.”
menyayangimu. Bukankah kau juga punya cara sendiri
“Ya, saya harap juga begitu.” untuk menyayanginya? Karena itulah, kalian berdua tidak
pernah bisa bertemu meski tinggal hanya berdua saja di
rumah,” Yanuar menurunkan volume suaranya. Dilihatnya
Naning semakin tidak dapat menahan isaknya.
Yanuar melangkah masuk kembali ke dalam rumah.
Dilihatnya sekilas Naning tampak gugup berdiri di balik “Kau pikir, kau ibu yang paling lelah dan menderita?
tirai jendela. Rupanya sedari tadi adiknya itu melihat dan Tidakkah kau sadari bagaimana mbakyu-mu Ranti? Dia
menyimak perbincangannya dengan Pras. selalu merasa bersalah karena belum bisa memberiku
anak hingga saat ini. Lihatlah, bagaimana kami bisa terus
“Mas Yan, aku ...,” Naning gugup mendekati Yanuar.
merawat cinta ini sehingga semua tampak baik-baik saja.
Kalau mau dibilang sedih, kami pun juga sedih.”
143 Bab 10 — Ketika dua laki-laki berjumpa Gadis Rempah 144