Page 150 - Gadis_Rempah
P. 150
Yanuar kembali menatap Pras yang “Nah, mungkin Wak Parjan sering melihatmu melamun
tampak terus menyimak ceritanya dengan begini lalu dia bercerita tentang Arumi. Dan kau tampak
penuh perhatian. Pras kembali memberanikan tertarik padanya. Lalu Wak Parjan mengira kau siap
diri berkata, menikahinya. Begitu?” tebak Yanuar tersenyum lalu tiba-
“Tapi bukan hanya itu. Ehm, maksud saya tiba meringis kesakitan dan kembali memegangi pipinya.
... saya juga kasihan melihat Bu Naning bekerja Pras mengangguk,
seorang diri. Saya pikir ….” “Ehm ... mungkin saja begitu.”
Yanuar tertawa keras. Saking kerasnya sampai
“Jangan pernah menikah karena kasihan!
Pras terkejut dan sedikit merasa takut. Pras segera
Menikahlah karena kau memang punya
mengatasi ketakutannya dengan memakan potongan
kemampuan yang membuat istri dan anakmu
terakhir pai labunya.
kelak hidup lebih baik!” Yanuar meninggikan
“Hahaha ... anak muda, aku memang sudah tidak lagi
suaranya membuat Pras memilih menundukkan
muda seperti kamu. Hatiku tidak selembut hatimu, tapi kita
kepalanya.
sama-sama laki-laki, bukan?”
“Aku masih melihat banyak keraguan
Yanuar bertanya dengan tatapan mata seperti menusuk.
pada dirimu, anak muda. Aku tidak yakin kau
Membuat Pras tak sanggup menjawab selain mengangguk.
sungguh-sungguh siap menikah. Apakah ...
“Selesaikan dulu masalah di dirimu. Selesaikan dulu
kau pernah tertolak menikah sebelumnya?”
masalah di masa lalumu. Selesaikan semuanya sebelum
tanya Yanuar penuh selidik. Sorot matanya
kau menjalin hubungan dengan siapa pun. Jangan pernah
menghujam membuat Pras sulit berkutik.
berharap bisa memimpin orang lain apalagi keluarga, jika
Pras mengalihkan pandangannya pada dirimu sendiri masih penuh dengan masalah.”
air terjun buatan di salah satu sudut taman. Pras tersentak. Kata-kata Yanuar seperti menelanjangi
Bening airnya dan gemericik suaranya mampu dirinya. Terlebih ketika pria besar berambut cepak itu
melenyapkan rasa takut Pras pada Yanuar. mendekatkan wajahnya teramat dekat di depan wajah Pras.
“Bapak benar. Sebenarnya ... saya telah Menyadari wajah pucat pasi Pras dan butir-butir
memiliki cinta pertama. Dia adik kelas di kampus keringat yang bermunculan di keningnya membuat Yanuar
tempat saya kuliah. Saya tahu dia pun mencintai memilih mundur dan kembali menyandarkan punggungnya
saya. Namun, saat saya masih menempuh di sandaran kursi. Dirasakannya nyeri di gigi kembali datang.
pendidikan, saya mendengar kabar dia sudah Yanuar kembali menempelkan telapak tangan di pipinya.
menikah. Saya sulit melupakannya,” tutur Pras “Aku senang bertemu dan mengenalmu, anak muda.
dengan suara lirih. Aku berharap kau segera melupakan adik kelasmu yang
141 Bab 10 — Ketika dua laki-laki berjumpa Gadis Rempah 142