Page 149 - Gadis_Rempah
P. 149

Yanuar  kembali  menatap   Pras  yang                                “Nah, mungkin Wak Parjan sering melihatmu melamun
                       tampak terus menyimak ceritanya dengan                               begini lalu dia bercerita tentang Arumi. Dan kau tampak
                       penuh perhatian. Pras kembali memberanikan                           tertarik padanya. Lalu Wak Parjan mengira kau siap
                       diri berkata,                                                        menikahinya. Begitu?” tebak Yanuar tersenyum lalu tiba-
                           “Tapi bukan hanya itu. Ehm, maksud saya                          tiba meringis kesakitan dan kembali memegangi pipinya.
                       ... saya juga kasihan melihat Bu Naning bekerja                          Pras mengangguk,
                       seorang diri. Saya pikir ….”                                             “Ehm ... mungkin saja begitu.”
                                                                                                Yanuar  tertawa  keras.  Saking  kerasnya  sampai
                           “Jangan pernah menikah karena kasihan!
                                                                                            Pras terkejut dan sedikit merasa takut. Pras segera
                       Menikahlah  karena  kau   memang   punya
                                                                                            mengatasi  ketakutannya  dengan  memakan   potongan
                       kemampuan yang membuat istri dan anakmu
                                                                                            terakhir pai labunya.
                       kelak hidup lebih baik!” Yanuar meninggikan
                                                                                                “Hahaha ... anak muda, aku memang sudah tidak lagi
                       suaranya membuat Pras memilih menundukkan
                                                                                            muda seperti kamu. Hatiku tidak selembut hatimu, tapi kita
                       kepalanya.
                                                                                            sama-sama laki-laki, bukan?”
                           “Aku masih melihat banyak keraguan
                                                                                                Yanuar bertanya dengan  tatapan mata seperti menusuk.
                       pada dirimu, anak muda. Aku tidak yakin kau
                                                                                            Membuat Pras tak sanggup menjawab selain mengangguk.
                       sungguh-sungguh siap menikah. Apakah ...
                                                                                                “Selesaikan dulu masalah di dirimu. Selesaikan dulu
                       kau pernah tertolak menikah sebelumnya?”
                                                                                            masalah di masa lalumu. Selesaikan semuanya sebelum
                       tanya Yanuar penuh selidik. Sorot matanya
                                                                                            kau menjalin hubungan dengan siapa pun. Jangan pernah
                       menghujam membuat Pras sulit berkutik.
                                                                                            berharap bisa memimpin orang lain apalagi keluarga, jika
                           Pras mengalihkan pandangannya pada                               dirimu sendiri masih penuh dengan masalah.”
                       air terjun buatan di salah satu sudut taman.                             Pras tersentak. Kata-kata Yanuar seperti menelanjangi
                       Bening airnya dan gemericik suaranya mampu                           dirinya. Terlebih ketika pria besar berambut cepak itu
                       melenyapkan rasa takut Pras pada Yanuar.                             mendekatkan wajahnya teramat dekat di depan wajah Pras.
                            “Bapak benar. Sebenarnya ... saya telah                             Menyadari wajah pucat pasi Pras dan butir-butir
                       memiliki cinta pertama. Dia adik kelas di kampus                     keringat yang bermunculan di keningnya membuat Yanuar
                       tempat saya kuliah. Saya tahu dia pun mencintai                      memilih mundur dan kembali menyandarkan punggungnya
                       saya.  Namun,  saat  saya  masih  menempuh                           di sandaran kursi. Dirasakannya nyeri di gigi kembali datang.
                       pendidikan, saya mendengar kabar dia sudah                           Yanuar kembali menempelkan telapak tangan di pipinya.
                       menikah. Saya sulit melupakannya,” tutur Pras                            “Aku senang bertemu dan mengenalmu, anak muda.
                       dengan suara lirih.                                                  Aku berharap kau segera melupakan adik kelasmu yang



             141  Bab 10 — Ketika dua laki-laki berjumpa                                                                      Gadis Rempah  142
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154