Page 42 - Gadis_Rempah
P. 42

K antin sekolah sudah mulai lengang.    “Tapi apa?” sidik Dinda.

                              “Sebentar lagi ‘kan ujian, Din?” ucap Arumi.
 Barisan  meja dan bangku panjang perlahan sudah  Dinda pura-pura lemas. “Yaah ... Arumi,
 mulai ditinggalkan. Beberapa pelajar berseragam putih abu   aku juga tahulah. Nah, justru itu kita butuh
 saling melambaikan tangan. Beberapa lagi masih bertahan.   memanjakan diri dulu, Arumi. Lagipula gadis
 Dua di antaranya selalu memilih pojok utara dekat musala.   pintar macam kamu gak  harus belajar keras
 Ada kolam mini dengan air terjun buatan di sampingnya.   juga pasti nilai ujianmu bagus, ‘kan?” Dinda
                          tertawa sambil menyingkirkan sendok dari
 Meski tidak begitu jelas suara gemericik airnya,
                          gelasnya.
 setidaknya selalu terdengar gemericik air wudu saat jam
 istirahat tiba. Di situlah dua sahabat, Arumi dan Dinda  “Ish, mana ada ujian macam main sulap
 sering menghabiskan waktu berbincang sepulang sekolah.  begitu?” Arumi memandang tajam bola mata
                          Dinda sambil memanyunkan bibirnya. Dinda
 “Tahun baru, kita jalan-jalan ke mana nih, Arumi?” tanya
                          pun tertawa geli melihat raut muka sahabatnya
 Dinda dengan tawa cerianya yang khas.
                          itu.
 “Ke Bromo, yuk. Kapan hari ‘kan kamu bilang pengen
                              Keduanya lalu tertawa.
 banget ke Bromo?”
                              “Jadi ... sudah yakin pilih desain produk,
 “Wah ... mau banget!” seru Arumi,  “Aku masih sering
                          nih?” tanya Dinda setelah tawa keduanya
 berkhayal berkuda menyusuri eksotisnya pasir berbisik
                          mereda.
 dan berburu sunrise sambil duduk melamun di atas Bukit
 Cinta.” Arumi membayangkan dengan mata terpejam.  Arumi mengangguk tegas.

 “Sekalian bawa wedang-wedang instanmu terus kita  “Jadi  melalui  jalur  seleksi  beasiswa
 minum yang hangat-hangat di sana. Mantap banget ‘kan,  prestasi?” tanya Dinda lagi.
 Arumi,” seru Dinda bersemangat.
                              Arumi      kembali       mengangguk.
 “Iya banget. Eh, tapi …,” Arumi seperti mencoba  Dihabiskannya tegukan terakhir teh lemonnya.
 mengingat sesuatu.
                              “Makanya Din, aku  tidak hanya harus
 Kening Dinda mengernyit seketika melihat gadis  berjuang agar sekolah menjadikan aku siswa
 berkerudung putih di depannya tiba-tiba tampak berubah   terpilih, tapi aku juga harus mulai menabung
 pikiran.




 33  Bab 3 — Beasiswa atau lomba?                Gadis Rempah  34
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47