Page 37 - Gadis_Rempah
P. 37
Arumi bergegas ke dapur. Dia merasa
masih punya harapan. Masih ada waktu dini
hari berbicara sebentar dengan ibunya sebelum
ibunya berangkat ke Pasar Pabean. Sambil
menikmati wedang hangat racikannya, pasti
hati ibunya mencair. Begitu pikir Arumi sambil
mengingat pesan dari Dinda, sahabatnya.
Arumi berdiri di depan lemari dapur.
Dibukanya sebuah laci lalu diambilnya buku
resep yang ditulis tangan oleh ibunya. Arumi
membuka dengan hati-hati lembar demi
lembar hingga sampai di halaman resep
wedang pokak. “Ini dia favorit Ibu,” senyum
Arumi mengembang. Lalu dibacanya resep itu
dengan saksama.
Kemudian, dengan hati-hati Arumi
mengambil beberapa botol rempah dari rak
kayu panjang yang menempel di dinding dapur.
Gula aren, cengkih, kayu manis, dan daun jeruk
kini sudah berbaris di atas meja dapur.
“Oh iya, sepertinya ada yang kurang ...” Gadis
manis ini tiba-tiba menghentikan tangannya
meracik wedang.
Arumi mendadak ingat ada yang harus
diambilnya di samping rumah. Dari pintu di
samping dapur, Arumi menuju kebun rempah
di samping rumah. Di sana, ibunya menyuruh
Pak Sabir menanam banyak jenis rempah.
Kemudian, Arumi pun memotong beberapa
helai daun serai wangi dan daun pandan yang
29 Bab 2 — Ibu, aku ingin bicara ... Gadis Rempah 30