Page 35 - Gadis_Rempah
P. 35

Sementara mobil? Ah, tidak. Ibu merasa lebih nyaman                             melipatnya rapi, kemudian kita masukkan di kotak kado,”
            duduk di becak sambil menyusuri Sungai Kalimas dengan                           perintah Handoko yang langsung diiyakan Arumi dengan
            menikmati udara terbuka dan langit Surabaya. Ada banyak                         anggukan kepala.
            kisah rempah di sana,” kenang Ibunya.                                               “Arumi ingin menambahkan parfum mawar nanti di
                Arumi hanya bisa menelan begitu saja kata-kata itu                          rumah ya, Ayah?” usul Arumi.
            tanpa bisa menanggapinya.  Arumi hanya mengerti bahwa                               “Tidak. Jangan!” cegah Handoko buru-buru.
            kata-kata itu adalah alasan kenapa ibunya harus berangkat
                                                                                                “Ibumu tidak suka. Letakkan saja tiga butir kapur
            dini hari dan pulang petang hari. Arumi hanya mengerti
                                                                                            barus yang warnanya kamu suka. Ibumu pernah bilang,
            bahwa kata-kata itu adalah alasan kenapa ibunya hanya
                                                                                            kapur barus adalah rempah terbaik untuk mengharumkan
            menyisakan lelah di rumah dan nyaris tidak punya waktu
                                                                                            pakaian,” jelas Handoko.
            untuk menemaninya belajar apalagi menggambar, hal yang
                                                                                                “Baik, Ayah,” dengan sigap Arumi menuruti perintah ayahnya.
            sangat diminatinya.
                Jika sudah begitu, tidak mungkin Arumi tidak rindu
            pada sosok ayahnya, Handoko. Ayahnyalah yang dengan
            senang hati menemaninya belajar. Hanya ayahnya yang
            dengan   senang  hati  mengajarkannya   menggambar.                                 Mengingat  kenangan   bersama   ayahnya   selalu
            Ayahnyalah pula yang suka mengajaknya jalan-jalan ke                            mengalirkan air mata Arumi hingga dirinya terkejut dengan
            kampung buku di Jalan Semarang atau ke Tugu Pahlawan.                           bunyi lonceng jam tua peninggalan kakeknya dan menyadari
            Di Kampung Buku Jalan Semarang itulah Arumi  beberapa                           jarum jam terus berputar. Saat ini, nyaris pukul sepuluh
            kali dibelikan ayahnya buku-buku dan majalah-majalah                            malam. Arumi melihat ibunya masih tertidur pulas di sofa.
            desain. Di Tugu Pahlawan itulah Arumi kecil pernah diajak                           “Ibu, aku ingin bicara ...,” kata Arumi lirih sambil
            ayahnya foto di bawah patung Soekarno Hatta lalu membeli                        duduk di samping ibunya. Pipinya terasa hangat tiba-tiba.
            sweater berwarna hijau untuk ibunya.                                            Tak terasa ada butiran bening yang mengalir di sana.
                “Arumi, lihat ini. Ayah ingin membelikan sweater
                                                                                                Segera Arumi menyadari betapa lelah ibunya. Arumi
            buat ibu. Pasti ibumu suka, ‘kan?” ujar Handoko dengan
                                                                                            pun tidak ingin membangunkannya. Lagi-lagi kesempatan
            senyum khasnya.
                                                                                            bicara itu kandas begitu saja meskipun dadanya sudah
                Arumi memegang sweater   rajut di tangan ayahnya.
                                                                                            begitu sesak ingin berbicara pada ibunya. Namun, niat
            Sweater berwarna hijau itu terasa lembut dan hangat.
                                                                                            itu diurungkannya kembali. Sekarang ada yang harus
                “Sudah lama ibumu bilang ingin punya sweater untuk
                                                                                            dipersiapkan Arumi sebelum dirinya sendiri terbawa
            dipakai ke pasar. Ayah baru sempat membelikannya.
                                                                                            mimpi. Ia harus meracik wedang untuk diminum ibunya
            Sekarang mari kita bayar dan minta pegawai toko untuk
                                                                                            saat bangun nanti.
              27  Bab 2 — Ibu, aku ingin bicara ...                                                                           Gadis Rempah  28
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40