Page 146 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 146

ZAMAN SETENGAH DEWA DAN PARA PAHLAWAN
             mereka sendiri, sisi yang lebih baik yang bisa membawa mereka
             ke kehidupan yang sebenarnya lagi, merupakan proses yang amat
             sangat sulit yang hanya sanggup dihadapi oleh sedikit orang saja.
                Dunia menjadi lebih gelap, sebuah tempat paradoks, tempat
             semua yang berlawanan bertemu dan tempat penuh luka untuk
             menjadi manusia. Sebuah dunia yang memerlukan pahlawan.


             SOSOK TERBESAR DAN PALING MENAKUTKAN keturunan Saturnus,
             akhirnya muncul. Typhon muncul dari laut, langsung menuju
             Olympus, meludahkan api dari mulutnya dan menghalangi matahari
             dengan sayapnya yang menyerupai sayap kelelawar. Ia berkepala
             keledai, dan ketika muncul dari laut, dewa-dewa melihat bagian
             bawah pinggangnya hanya berupa lilitan ribuan ular. Zeus berusaha
             mengalahkannya dengan menggunakan kilatan petir, tetapi Typhon
             mengibasnya dengan mudah. Ketika Typhon turun di hadapannya,
             Zeus mengayunkan sabit kelabu yang telah digunakan Cronos
             untuk mengebiri Uranos. Namun, tubuh monster yang seperti ular
             itu membelitkan tubuh ularnya pada tubuh Zeus, melilitnya dengan
             ketat dan merampas sabit itu darinya. Kemudian, dengan menjepit
             raja segala dewa itu, Typhon memotong semua urat Zeus. Zeus
             tidak bisa mati dan tidak bisa dibunuh, tetapi tanpa urat-uratnya, ia
             benar-benar tidak berdaya.
                Typhon mengambil urat-urat Zeus dan bersembunyi di sebuah
             gua untuk menyembuhkan luka-lukanya. Apollo dan Pan muncul
             dari kegelapan dan menyusun rencana. Mereka pergi untuk bertemu
             Cadmus, pahlawan pembunuh naga, yang berkeliaran di bumi
             mencari saudara perempuannya, Europa. Zeus telah membawanya
             pergi dan menyamarkannya sebagai seekor lembu putih. Sekarang
             Apollo dan Pan berjanji kepada Cadmus jika ia membantu mereka,
             pencariannya akan berakhir.
                Pan memberikan serulingnya kepada Cadmus sehingga bisa
             menyamar sebagai seorang gembala. Pahlawan itu pun meniup
             serulingnya untuk Typhon yang sedang terluka. Karena belum
             pernah mendengar musik, Typhon terlena oleh bunyi asing baru itu.
             Cadmus mengatakan kepadanya bahwa musiknya tidak lebih bagus
             daripada musik yang dimainkan dengan lira, tetapi sayangnya senar-


                                                                         135

                                                         pustaka-indo.blogspot.com
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151