Page 29 - Sampul Terkepung
P. 29

Kata-kata Ruki yang dialamatkan untuk melecehkan
                 dirinya itu diambil positifnya saja. Kata-kata itu justru

                 mendorong  dirinya  untuk  mencari  sumber  bacaan
                 tentang keres.
                      “Ayo  ke perpus  saja!”  ajak  Didin  kepada  Maul,

                 teman sebangkunya.
                      “Ya,  kan  beli  jajanan  dulu…lapar!”  jawab  Maul
                 keberatan.
                      “Ya,  beli  jajanan  dulu.  Bentar.  Baru  ke
                 perpustakaan,” jelas Didin.

                      “Mau apa sih, Din. Masih capek,” tutur Maul.
                      “Cari  buku.  Penting,” jawab  Didin  sambil
                 memasukkan buku Matematika ke dalam tasnya.

                      “Hah…masih capek sempat-sempatnya baca buku.
                 Enakan tidur…!” gerutu Maul.
                      “Udah,  mau  apa  nggak.  Kalau  nggak mau  ya,
                 sudah,” kata Didin.
                      “Ya, ya. Ayo!” jawab Maul.

                      Mereka beradu cepat menuju kantin sekolah yang
                 selalu  terjaga  kebersihannya.  Pak Samiran,  petugas
                 kebersihan  sekolah  itu  orangnya  suka  hidup  bersih.

                 Matanya  tidak  bisa  melihat  sampah  berseliweran  di
                 lingkungan sekolah. Setiap ada waktu, tangan bapak yang
                 rambutnya dipenuhi uban itu terus bergerak menyapu
                 dan  memungut  sampah.  Sikapnya  ini  membuat  anak-
                 anak salut kepadanya. Bahkan, anak-anak pun meniru





                                              17
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34