Page 48 - Sampul Terkepung
P. 48
Tidak menunggu waktu lama. Lahan-lahan tandus
yang ada di lereng bukit itu telah ditanami berbagai
tanaman penghijauan. Ada jati emas, mahoni, sengon,
trembesi, dan lain-lain. Namun, sebagian besar lahan
kritis yang minim tanah seperti bekas galian batu kapur
mereka tanami keres. Sebab, tampaknya keres-lah yang
dapat tumbuh dengan baik di lahan seperti itu.
Kondisi tersebut ternyata membuat hati Ruki
gerah. Ia menganggap, Didin dan teman-temannya itu
hanya mencari muka saja. Ingin dipuji orang lain. Sok
jadi pahlawan lingkungan. Sok jadi pelopor.
Ketika kebenciannya memuncak, Ruki mulai
membuat rencana. Hari itu adalah Sabtu. Sepulang
sekolah teman-teman dekatnya yaitu Raka, Oris, Mamad,
dan Toni dilarang pulang. Keempat anak itu berjalan
beriring di belakang Ruki. Mereka menuju warung makan
yang tidak jauh dari sekolahnya. Namanya “Warung
Rejo”. Memang yang punya namanya Pak Rejo. Ruki
menraktir anak-anak itu sepuasnya. Mau makan dan
minum apa, tinggal ambil.
Seusai makan, anak-anak itu diajak duduk-duduk
di pos kamling.
“Ssst…Ada yang penting!” bisik Ruki. Teman-
temannya seperti dikomando. Mereka melingkar,
merapat ke arah Ruki.
36