Page 52 - Sampul Terkepung
P. 52
“Jangan-jangan keres ini dimakan kambing, Din?”
kata Maul mencoba menerka-nerka.
Tidak berselang lama, Ruki dan tiga temannya
berjalan menghampiri. Mereka tersenyum-senyum
seperti mengejek.
“Hai, Din. Ada apa?” tanya Ruki sambil berkacak
pinggang. “Kok, tampak sedih begitu?” lanjutnya.
“Ya, Din. Kenapa keres-mu?” tanya Oris sambil
senyum-senyum.
“Ini, patah,” jawab Didin lirih.
“Oh, saya kira ada apa. Gitu aja kok sedih sekali
kamu,” kata Oris enteng.
“Ya, Din. Keres saja kok dipikir. Pohon nggak
berguna. Daunnya hanya mengotori halaman saja. Nah,
kan, lebih baik kupatahahkan seperti itu. Habis perkara.
Ha…ha…ha…!” ledek Ruki dengan hati bangga.
Didin sontak berdiri. “Jadi kamu yang
mematahkannya?!” tanya Didin sambil menuding ke
wajah Ruki.
“Kalau ya, kamu mau apa?” tantang Ruki.
“Ya, kamu mau apa coba?” tukas Mamad
menambahi.
“Kamu jahat Ki. Mengapa kamu lakukan ini?” tanya
Didin.
“La, apa gunanya pohon keres? Tanaman liar. Itu
hanya makanan burung cipret. Tidak bermutu!” tandas
Ruki berapi-api.
40