Page 65 - MODUL 3
P. 65

Banyak  sudah  negeri  yang  didatangi  dan  di  mana-mana  Gambuh  mendapat
                        sambutan  yang  hangat.  Akhirnya  sampailah  mereka  ke  Gageleng,  kerajaan
                        pamannya.  Di  daerah  itu  mereka  mempertunjukkan  kegambuhannya.  Dalam
                        perjalanannya Raden Inu atau Panji Jayeng Kesuma sudah beberapa hari tinggal  di
                        kerajaan  Gageleng.  Raden  Inulah  yang  menambah  menggilakan  Raden  Singa
                        Menteri yang gila sanjung dan dipuji itu. Banyak pegawai istana yang beruntung
                        karena hadiah Raden Singa Menteri karena pujian-pujian, bahwa ia lebih gagah dan
                        tampan dari pada Raden Inu, sepupunya.

                        Dari  pengiring-pengiringnya  Raden  Inu  mendengar,  bahwa  Gambuh  Warga
                        Asmara baik sekali bermain. Mereka minta, agar gambuh itu dapat pula bermain di
                        istana. Rupa Gambuh Warga Asmara menerbitkan prasangka lagi pada Raden Inu.
                        Dalam hatinya ia menyatakan bahwa Gambuh itu Panji Semirang. Tetapi beberapa
                        kali dinya-takan Gambuh Warga Asmara tetap menjawab, bahwa ia tidak kenal
                        kepada Panji Semirang.

                        Walaupun demikian tak putus-putus Raden Inu untuk mengamatamati Gambuh itu.
                        Rahasia itu lama-lama terbuka juga. Tiap-tiap malam sebelum tidur, boneka emas,
                        pemberian Raden Inu dahulu, selalu ditimang-timang dan dibelai-belai dengan rasa
                        kasih sayang. Pada suatu malam Raden Inu dapat melihat hal itu dalam intaiannya.
                        Dengan tiada menanti lagi dipeluknya Gambuh itu, yang tiada lain daripada Cendra
                        Kirana  yang  telah  lama  dikejar-kejar  dan  dicari-carinya.  Perkawinannya
                        dilangsungkan di  Kerajaan Kuripan. Dalam perkawinan itu diundang juga Ratu
                        Gageleng  dan  Raja  Daha  beserta  Paduka  Liku  dan  Galuh  Ajeng.  Galuh  Ajeng
                        menangis pula dengkinya, karena istri Raden Inu Kertapati tiada lain, selain Galuh
                        Cendra Kirana. Akhirnya ia dikawinkan dengan Raden Singa Menteri, putra Raja
                        Gageleng, yang gila puji itu dan sanjung itu.

                        Paduka  Liku  sudah  tidak  menjadi  impian  dan  kekasih  Raja  Daha  lagi,  karena
                        kekuatan  guna-gunanya  sudah  luntur.  Mahadewilah  yang  diangkat  menjadi
                        permaisuri.  Selanjutnya  tampuk  pimpinan  Kerajaan  Kuripan  dan  Daha
                        dikendalikan oleh Raden Inu Kertapati bersama-sama dengan permaisurinya Galuh
                        Cendra Kirana.

                        Membangun Negara

                        MERESMIKAN berdirinya suatu kerajaan baru tiadalah sukar. Dengan beberapa
                        patah kata, dengan pengumuman ringkas, orang bisa lekas tahu. Janji bisa lekas
                        dilupakan orang jika tanpa bukti, tanpa ujud yang dapat dirasakan adanya.

                          Membangun, memajukan dan mempertahankan kedaulatan Negara merupakan
                        tugas yang maha berat bagi Panji Semirang. Hal itu disadari benar olehnya dan
                        berkat dorongan kemauan yang kuat, segala sesuatunya berjalan baik juga.

                          Tampak  dua  orang  penjaga  pintu  gerbang.  Elok  paras  mukanya.  Galak-galak
                        sorot matanya. Langkahnya gagah seperti pahlawan yang tak kenal takut.








                                                              60
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70