Page 68 - MODUL 3
P. 68

Musuh jatuh — mengerang kesakitan — berdengus-dengus napasnya — akhirnya
                        mati.

                        Dua penyerang sudah terang jadi mayat. Yang empat lagi luka-luka berat. Keenam-
                        enamnya bergeletak di tanah tanpa daya.

                        Orang-orang Mentawan itu menjadi takut semua kepada Kuda Perwira dan Kuda
                        Peranca. Mereka menurut tanpa syarat segala perintah kedua prajurit itu. Kemudian
                        terus digiring untuk menghadap Sri Baginda Panji Semirang.

                        Dengan  kata-kata  lemah-lembut,  dengan  sikap  yang  menarik,  Baginda  Raja
                        menyampaikan  sabdanya,  “Dengan  rasa  persaudaraan,  rakyat  kami  menyambut
                        kedatangan kalian di negeri kami. Rakyat kami mengajak kalian bekerja bersama-
                        sama; secara gotong royong membangun negeri kami sehingga menjadi bertambah
                        makmur. Kehidupan kalian kami jamin.”

                           Selanjutnya  Sri  Baginda  memerintahkan  rakyat  untuk  menghibur  orang
                        Mentawan dengan makan minum. Tiap keluarga harus menerima dua tiga orang
                        tamu  di  rumah  masing-masing.  Kemudian  secara  gotong  royong  mendirikan
                        perkampungan baru. Setelah itu mengadakan keramaian di alun-alun.

                        Orang-orang Mentawan senang hatinya mendengar sabda Sri  Baginda sedemikian.
                        Hilanglah takut mereka dan timbul rasa persaudaraan dengan rakyat Baginda Raja
                        Panji  Semirang.  Lambat  laun  mereka  merasa  betah  tinggal  di  negeri  baru  itu.
                        Dengan sukarela orang-orang Mentawan menyatakan hendak menjadi rakyat Sri
                        Baginda  Panji  Semirang  Asmarantaka.  Dengan  demikian  bertambah  banyaklah
                        rakyat Sri Baginda. Keadilan dan kemakmuran yang dijanjikan Sri Baginda menjadi
                        kenyataan, oleh karena rakyat sendiri patuh dan giat bekerja, rajin usaha; masing-
                        masing menurut kecakapannya sendiri-sendiri. Barangsiapa merasa belum cakap
                        bekerja pasti mendapat bimbingan. Barangsiapa menghadapi kesulitan, pasti diberi
                        pertolongan. Yang sakit, yang papa atau pun cacat dirawat baik-baik. Anak-anak
                        muda dilatih membuat alat perkakas pertanian dan alat perang. Juga dilatih menjaga
                        keamanan negeri. Barangsiapa memperlihatkan kecakapan dan kerajinan bekerja
                        yang luar biasa, pasti dikaruniai hadiah oleh Sri Baginda.

                          Nama Baginda Panji Semirang semakin harum tersiar ke mana-mana. Semakin
                        banyak rakvat berasal dari Daha, dari Kuripan, dan dari Mentawan pada pindah ke
                        negara Panji Semirang. Banyak di antara orang-orang pendatang itu yang hidup
                        makmur  dan  beroleh  pangkat  dalam  kerajaan.  Ada  orang  asal  Daha  menjabat
                        pangkat  menteri,  ada  orang  asal  Kuripan  menjadi  demang   atau   temenggung.
                        Tidak sedikit pula orang-orang asal Mentawan yang menjabat pangkat bupati.

                          Sementara itu Raja Mentawan bersedih  hati, oleh karena rakyat  banyak  yang
                        pindah ke negeri Baginda Panji Semirang. Tidak hanya rakyat biasa, melainkan
                        juga  orang-orang  berpangkat  pada  meninggalkan  tempat,  kemudian  menjabat
                        pangkat di negeri Panji Semirang.








                                                              63
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73