Page 48 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Kedua_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 48

mengatakan  bahwa  yang  termasuk  nama  Allah  adalah  “aah”
                  saja.

                         Adanya  kesepakatan  dari  ulama-ulama  mazhab  empat
                  bahwasanya  suara  rintihan  itu  bisa  membatalkan  shalat,  bisa
                  dijadikan dalil bahwasanya suara-suara rintihan tersebut bukan
                  termasuk nama Allah.
                         al-‘Azizi dalam kitabnya as-Siraj al-Munir Syarh al-Jami’
                  as-Shaghir ketika menjelaskan tentang hadits “ يننٓا نإف نئُ هيعد

                   للها ءاسمأ نم مسا  “  yang  diriwayatkan  oleh  Imam  as-Suyuthi


                  mengatakan:  “Guruku  berkata:  ‘Ini  adalah  hadits  hasan
                  lighoirhi’”.  Perkataannya  ini  tidak  boleh  dibuat  pegangan,
                  karena baik al-’Azizi ataupun gurunya (Muhammad Hijazi as-
                  Sya’rani) tidak termasuk ulama-ulama hadits. Sementara kitab
                  al-Jami’  ash-Shaghir  sendiri  bukan  termasuk  kitab-kitab  yang
                  khusus  menyebutkan  hadits-hadits  shahih  dan  hasan  saja,
                  didalamnya  terdapat  banyak  hadits  shahih  dan  hasan,  tapi
                  banyak juga yang dla’if dan ada sedikit yang maudlu’.
                         al-Hafizh  Ahmad  ibn  as-Shiddiq  al-Ghammary  dalam
                  kitabnya  al-Mughayyir  ‘ala  al-Jami’  ash-Shagir  mengatakan
                  bahwa  hadits  rintihan  tersebut  adalah  dadits  maudlu’  ,  dan
                  beliau  juga  menulis  sebuah  risalah  khusus  menerangkan
                  tentang hadits tersebut.
                               Kalau   kemudian    orang-orang      Syadziliyyah
                  menggunakan  kata-kata  “aah”  dalam  dzikr  mereka,  maka  ini
                  hanyalah suatu hal yang baru yang mereka ada-adakan sendiri,
                  bukan diperoleh dari guru mereka as-Syeikh Abu al-Hasan asy-
                  Syadzili  radliyallahu  ‘anhu,  sebagaimana  dikatakan  oleh  salah



                                                45
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53