Page 49 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Kedua_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 49
seorang guru besar dalam thariqat asy-Syadziliyyah di
Madinah yaitu as-Syeikh Muhammad Zhafir al-Madani dalam
salah satu risalahnya.
Sebagian orang-orang yang mengaku-ngaku sufi
mengira bahwasanya makna “awwah” adalah Nabi Ibrahim
yang dulu sering berdzikir dengan kata-kata “aah”, ini jelas
tidak benar, karena makna “awwah” yang sebenarnya adalah
“orang yang mengungkapkan rasa takutnya kepada Allah
ta’ala, sebagaimana dijelaskan olah ar-Raghib al-Ashfahani
dalam kitabnya al-Mufradat. Ada sebuah riwayat dari Ibnu
Mas’ud berkata:
مِحرلا : هاوٓا
ّ
Maknanya: “al-Awwah artinya yang pengasih” (diriwayatkan oleh
Ibnu Hatim dengan sanad yang hasan).
BACAAN TAKBIR YANG BENAR
Hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam
membaca takbir adalah bahwa ketika membaca lafazh Allah
( ) tidak boleh membacanya pendek dengan membuang
bacaan panjang (alif al madd) di atas Laam . al Khalil ibn Ahmad
mengatakan : "Tidak boleh dibuang alif dari nama ( ) " (lihat
Lisan al 'Arab, Juz 13, h. 467)
Demikian juga tidak boleh membuang ha' di akhir
bacaan takbir tersebut sehingga menjadi (Alla-).
46