Page 123 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 123
syal/idyanB telah mengalami dan membuktikan suatu kebenaran)
ilmu, Fulan yang lain menyaksikan uijdu, dan Fulan satunya lagi
menyaksikan al-lul.
Mereka memakai lafal ini untuk menunjukkan sesuatu yang
hadir dalam hati, yaitu sesuatu yant membuatnya selalu sadar
dan ingat, sehingga seakan-akan pemilik hati tersebut senantiasa
melihat dan menyaksikan-Nya sekalipun Dia tidak tarnpak. Se-
tiap apa yang membuat ingatannya mentuasai hati seseorErng,
maka dia adalah seorang sy4hrd (penyaksi).Iika ydnt mentuasai-
nya berupa kesaksian ilmu, maka dia adalah seorang syahid ilmu.
Jika yang menguasainya berupa kesaksian wijdu, berarti dia ada-
lah seorang syahid wijdu.
Makna syahid adalah al-hadhir, sesuatu yang datang. Setiap
apa yant mendatangi hatimu adalah syahid atau yang menyak-
sikan atau kesaksianmu.
s
Asy-Syibli pernah ditanya tentang musyaludah, lalu dijawab,
'Dari mana kesaksian (musyahailah) Al-Haqq kepunyaan kami?
Padatral AI- Haqq bagskami adalah syahid (penyaksi)." Da menun-
iukkan kepenguasaan hati dengan kesaksian Al-Haqq dan keber-
adaan zikir pada Al-Haqq yan6; mendominasi hati, Barangsiapa
terlibat ingatan bersama makhluk yang hatinya ikut tergantung
kepadanya, maka dia dikatakan sebagai orant yang menyaksi-
kannya (syahid makhluk). Artinya, hatinya selalu hadir karena
sesungguhnya mahabbah (cinta kasih) mengharuskan dorongan
rurtuk selalu ingat pada yang dicintai, sehingga ingatannya pada
yang dicintai menguasai hatinya. Sebagian ahli sufi sangat teliti
dalam menemukan pecahan kata ini (aral-usul kataasy-syahid).
Dinamakan syahid karena diambil dari kata asy-syahad"ah.
Seakan-akan jika syahid rnelihat seseorant dengan sifat kein-
daharurya,laluiika sifat kemanusiaannya jatuh darinya dan tidak
disibukkan oleh penyaksian orang tersebut pada waktu itu serta
tidak terpeng\ruh oleh persahabatan di dalam penyaksiaannya,
maka dia disebut syahid (penyaksi) bagi orang tersebut atas dasar
ke-fana'-an di.i.yq. Dan, barangsiapa yang terpengaruh oleh hal
tersebut di dalam penyaksiannya, maka dia dinamakan syahid
atas orang itu di dala\n ke-baqa'-an (ketetapan atau hal yang ada)
dirinya dan ketegakan hukum-hukum kemanusiaan dirinya. Hal
ini ada keterkaitannya dengan sabda Rasulullah Saw,:
tuubbeecdil 109
"ea.a.l