Page 134 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 134

kannya lagi, dan setelah itu saya tidak mengulangnya  lagil'
                    Diceritakan'bahwa Abu Amr bin Najid dalam permulaan
               laku sufinya  diawali dari kehadirannya  di majelis  Abu Utsman.
               Nasihat-nasihat  yang diterimanya sangat membekas  di hatinya
               sehingga  dia tobat. Akan tetapi, sebelumnya  dia pemah menda-
               patkan cobaan penyakit demam.  Penyakit ini sempat membuat-
               nya menderita sehingga dia lari dari majelis Abu Utsman.  Setiap
               kali melihatnya, dia segera menyingkir  dan memperlambat
               kehadirannya  di majelis.  Suatu hari Abu Utsman bermaksud
               menyambut  kedatangannya, namun  Abu Amrberusaha meng-
               hindar dan melewati  jalan lain yang tidak biasa dilalui orant.
               Abu Utsman rupanya tahu, kemudian dia mengikutinya  dari
               belakang hingga bertemu.
                    "Wahai Anakku,"  katanya, "kamu tidak dapat mengawani
               orang yang mencintaimu kecuali teqpelihara. Sesungguhnya yang
               bisa memberimu manfaat dalam keadaan demikian  hanyalah Abu
               IJtsman."
                    Kemudian Abu Amr bin Najid bertobat dan kembali  pada
               kehendaknya  semula serta berjalan  di dalamnya.

                    fuya pernah mendengar  Tuan Guru Abu Ali Ad-Daqaq, se-
               moga Allah merahmatinya,  bercerita,  "Seorang murid bertobat,
               kemudian  dia menderita  sakit demam. Stratu waktu dia urencoba
               belpikir  untuk berhenti.   Jika  tetap bertobat,  maka apa hikmahnya?
               Begitu pikirnya. Tiba-tiba sebuah suara gaib menasihatinya,'FIai
               Fulan, jika kamu taat kepadaku, maka aku pasti menghargaimu.
               Kemudian  kamu meninggalkanku  yang membuatku tidak
               mengurusimu, dan jika kamu kembali lagi kepadaku, pasti aku
               menerimamu  lagi.' [^alu pemuda itu kembali  pada kehendaknya
               semula (tobat)  dengan  mantap dan berhasil  melaluinya  detrgan
               baik."
                    lka  salik meninggalkan  segala kemaksiatan; gumpalan6um-
               palan  nafsu yang membuakrya  terdorong untuk selalu bermaksiat
               dilepas dari hatinya; dan kemudian hatinya berketetapan  untuk
               tidak kembali pada kemaksiatan-kemaksiatan  sejenisnya, maka
               penyesalan yant sesungguhnya mulai meniemihkan  hatinya.  Dia
               menjadi  manusia yang selalu menyesali atas apa yang pemah
               diperbuatnya. Sepak terjangnya, perilakunya, dan keadaan-


                l2O  *al*  7.,/t   -'7(*
                                      "...aJ
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139