Page 177 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 177

mampu  melaksanakan  perilaku  tersebut  selama  satu tahun, dia
            lebih senang  duduk di rumahnya  dan mengutamaY,an'uzlah.
                 Saya mendengar  Bisyr bin Harits mengatakan,  "Jika bicara-
            mu rnembuatmu kagum maka diamlah.      Jika  diammu membuat-
            mu kagum, maka berbicaralah."  Menurut  Sahalbin Abdullah,  ti-
            dak dibenarkan bagi seseorang diam sehingga  dia berkhalwat
            dan tidak dibenarkan  bagi seseorang bertobat sehingga  dia diam.
            Abu Bakar Al-Farisiberkata,  "Barangsiapa yang tidak membiasa-
            kan diri diam, maka  segala urusEurnya akan sia-sia meskipun dia
            adalah  orant yang diam." Diarn tidak hanya  teibatas pada mulut,
            tetapi  juga pada hati dan seluruh anggota tubuh.  Sebagian ulama
            berkata,  "Barangsiapa  yang tidak mampu menahan diam, maka
            bicaranya  akan sia-sia."
                 Saya telah mendengar Mimsyad Ad-Dinawari  berkata, "Ahli
            hikmah  akan mewariskan  ilmu hikmahnya dengan diam dan akal
            pikiran." Abu Bakar Al-Farisi  pemah  ditanya tentang diamnya
            hati. Dia menjawab,  "Meninggalkan  kesibukan masa yang telah
            lampau  dan masa yang akan datarrg." Menurutnya,  jilia seseor.rnt
            yang pembicaraannya  ditentukan  dan dia harus berbicara, maka
            hendaknya dia membatasi  diam.

                Diriwayatkan  dari Mu'adz bin  Jabal.  Dia berkata, "Elerbicara-
            lah dengan orang lain seminimal  mungkin  dan berbicaralah
            dengan Tuhanmu  semaksimal mungkin,  agar hatimu dapat meli-
            hat Tuhan,"

                Dztrn Nun pemah ditanya  oleh seseorang, "Siapa orant yang
            paling mampu meniaga diri?"
                "Orang  yang betul-betul  *"r,iugu rnulutnya," jawabnya.

                Menurut Ali bin Bakkar,  Allah Swt. meniadikan  segala sesua-
            tu dua pintu dan menjadikan  mulut empat pintu. Dua bibir mem-
            punyai dua daun pintu dan beberapa  gigi juga mempunyai  dua
            daun pintu. Menurut satu riwayat, Abu Bakar Ash-Shiddiq  r.a.
            meletakkan batu kecil di dalam mulutnya agar bicaranya  dapat
            diminimalkan.  Dalarn riwayat yang lain disebutkan bahwa Abu
            Hamzah Al-Baghdadi  adalah  orang yang bicaranya  baik. Suatu
            saat Hatif berkata kepadanya,  "Engkau  telah berbicara  dengan
            baik, tetapi diam tentu akan lebih baik." Setelah kejadian  itu, dia
            tidak pernah  berbicara sampai dia meninggal dunia.


                                       ?*tac  /alaa  Pa*taltz* fu.. *lta   163
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182