Page 179 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 179
sudah menempuh separuh perjalanan. Ketika tidu1, saya bermim-
pi bertemu dengan seseor.rng. Dia berkata kepadaku, 'Jangan
bersikeras keluar dari kota ini karena sekelompok jin sangat ingin
mendengarkan pidatomu dan mereka telah hadir di tempat
pengajianmu. Oleh karenanya, alangkah baiknya jika engkau
menyampaikan materi pengajian. "'
Sebagian ahli hikmah telah berkata, "Manusia diciptakan
oleh Allah Swt. memptmyai satu mulut, dua mata, dan dua telinga
agar dia dapat mendengar dan melihat kebanyakan dari apa yang
dia katakan."
Ibrahim bin Adham pemah diundang. Ketika dia sedang
duduk, orErng-orang yant hadir mengumpat. Diaberkata dengan
bahasa ironi, "Di samping kita terdapat orang yang makan d"Ar,g
sesudah makan roti. Sedangkan kamu sekalian memulai dengan
makan daging." Dia mengutip firman Allah Swt.:
t3:;Lf" ti ,>i i'llU'oi g'*i'",--i:
( rr : cbr+It)
"Apalah di antara kamu sekalian sula memalan daging saudara-
mu yang sudah mati? Maka tentu akan benci memakannya."
(QS. Al-Hujurat 12)
Menurut sebagian ahli hikmah, diam adalah mulut ornnt
yang bijaksana. Menurut sebagian yang lain, belaiar diam sama
halnya dengan belajar bicara. Belajar bicara akan memberikan
petunjuk danbelajar (untuk dapat) diam akan menjaganya. Me-
nurut satu pendapat, keselamatan mulut adalah diam. Sebagian
yang lain juga berpendapat, perumpamaan mulut bagaikan he-
wan buas. Apabila tidak diikat, ia akan menganiaya.
Abu Hafsh pemah ditanya, "Bagi seorang wali keadaan apa
yang lebih utama?" Da menjawab, "Seandainya orant yang ber-
bicara mengetahui risiko pembicaraan, dia pasti akan diam dan
seandainya dia mengetahui resiko diam, dia pasti terus-menerus
akan memohon kepada Allah Swt. agar dipanjangktrn umumya
seperti Nabi Nuh a.s. sehingga dia dapat berkata, 'Agar dia
mendapatkan petunj uk menuju kebaikan."'
hL- Pa.Lat - fu.. *ll 165
"alatat