Page 373 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 373

yang diian,iikan  tiba, dia berangkat,  dan ketika sampai  di depan
          pintu tuan rumah, dia memperoleh  jawaban  seperti semula. Dia
          pulang, datang lagi, kembali pulang, datang lagi, dan begitu
          seterusnya  sampai  beberapa kali. l^aki-laki itu kagum  menyak-
          sikan ketabahan Abu Sa'id. Dia menyesali  sikapnya.

               "Wahai  Ustaz, saya hanya ingin mengujimu," kata laki-laki
          itu seraya menyambut kedatangannya dengan hormat.
               "Jangan  memujiku  atas dasar perilakuku yang kautemukan
          seperti anjing. Anjing jika dipanggil,  akan datang,  dan jika dice-
          gah, akan pergii'Abu  Sa'id kemudian  pertl, seolah-olah  tidak
          terjadi apa-apa.
              Abu Sa'id ketika melewati gang besar di siang hari, seseor.rnt
          menumpahkan  sebaskom  abu kotor dari balkon rumah. Teman-
          temannya  yang melihatnya naik pitam. Mereka mencaci maki si
          pelempar dan siap menghajarnya.
              "Janganlah  kalian mengatakan sesuatu. Barangsiapa  yang
          patut mendapat  siksaan  neraka, lalu menerima  lemparan  abu
          itu dengan baik, maka baginya tidak boleh marah,"  katanya.
              Dikatakan bahrva seorang fakir singgah  di rumah  Ja'far  bin
          Flanzhalah  .Ja'far melayaninya dengan baik. Orang  fakir itu ber-
          kata,  "Sebaik-baik  laki-laki adalah engkau jika saja engkau bukan
          orang Yahudi."
              "Akidahku  tidak akan menodai  apa yant engkau butuhkan
          untuk dilayani. Mintalah kesembuhan  pada dirimu sendiri,.se-
          dang diriku butuh hidayah."
              Dceritakan  bahwa Abdullah, seorang  penjahit menerima
          garapan jahitanbaju  dari seorang  Majusi. Selesai mengtarapnya,
          Majusi itu membayarnyadengan uang palsu dan Abdullah  mene-
          rimanya. Bertepatan  dia keluar karena suatu urusan, Majusi itu
          datang lagi untuk membayar  ongkos jahitan yang kesekian kali-
          nya. Murid Abdullah  yant menerimanya  tahu bahwa uang itu
          palsu,  maka dia rnenolak^yu.Bahkan,  Majusi itu diserahkan ke-
          pada seorang peneliti uant. Beberapa saat kemudian  Abdullah
          datang dan bertanya  kepada muridnya, "Mana  baju Majusi itu?"
              Murid itu menceritakan kepada sant    turu  apa yang telah
          terjadi. Tentang  kebohongannya, kepalstrannya,  penolakannya,


                                             ,.L-  Pqlat  -  Pooo Sal,4  359
                                     "/.rer.*
   368   369   370   371   372   373   374   375   376   377   378