Page 400 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 400
kan hal itu kepada Al-Ustaz Abu Ali Ad-Daqaq. Beliau menerant-
kan bahwa Syaikh itu telah merahasiakan dirinya di dunia, se-
dangkan kamu ingin mempopulerkan makamnya dengan mema-
sant papan yang telah kamu perbaiki. Sesungguhnya Allah Yang
Mahasuci tidak berkenan kecuali dengan menyembunyikan
makamnya, sebagaimana ia telah menutupi dirinya pada waktu
hidupnya."
"Memang, terkadang seorang wali Allah sangat terkenal,"
kata Sa'id bin Salam Al-Maghribi, "namun ia tidak tergoda
dengan popularitasnya. "l3o
"Parawali tidak pemah meminta. Mereka hanya funduk dan
tawaduk," kata Nashr Abadzi.
"Puncak al*rir perjalanan mereka-merupakan awal dari dera-
jat para rrabi," tambahnya kemudian.
'1,l/ah itu perbuatan-perbuatannya selalu dalam nilai ibadah,"
jelas Sahal bin Abdullah.
Lebih jauh Yahya bin Mu'adz mengatakan, "Wah itu tidak
i.gi^ dilihat dan tidak pernahberbuat munafik. Sungguh sedikit
sahabat yang mempunyai akhlak demikian."
Abu Ali Al-Jurjani mengatakan, '1N'ali itu binasa kondisinya,
namun abadi penglihatannya kepada AUah. Atlah selalu mene-
maninya sehingga akan tampak terus cahaya kewaliannya. Ia
tidak pernah menceritakan tentang dirinya dan tidak pemah
punya ketetapan dengan selain Allah."
Abu Yazid Al-Busthami berkata, "Keberuntungan para wali
tampak dalam empat asmaulhusnayang mengandung arti saling
berlawanan. Masing-masing kelompok mereka berdiri dengan
membawa nama itu, yaitu Al-Aurwalu (Y*t Mahadahulu), Al-
AWiru (Yant Mahaakhir dengan tiada kesudahan), Azh-Zhahiru
lrDemikian itu karena kepopulerannya merupakan berkah Allah
yang diberikan kepadanya dan lairurya. Ia tetap senang beribadah dan
meningkatkan ibadahnya tanpa terganggu oleh popularitasnya yang
dikarenakan banyaknya pengikut. Lain halnya dengan yang tergoda
oleh popularitas. Yang terakhir ini ibadahnya pada Allah terganggu.
386 9*/a 7./t - *e
"uryl