Page 397 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 397
yang me,nberatkan-Ku sepert i kebimbangan-Ku ketika mencabu t
ruh hnmba-Ku yaflg beriman karena ia tidak suka mati, dan Saya
tidak mau menyakitinya, padahal ia harus 7nsfi."'t2z
Ustaz Asy-Syaikh berkata, "V,laliitu mempunyai dua penger-
tian. Pertama, wali yang berarti orang yang dicintai-Nya, yaitu
orang yang dilindungi Allah segala urusarmya. Allah berfirrnan:
(rr..:.irr.,,lr >'H)rtJ;;')
'Dia melindungi orang-orang saleh (QS. Al-,{raf: 195).'
Sehingga Allah tidak membiarkannya sekejap pun, bahkan
Allah selalu melindungi dan memeliharanya.
Kedua, wali yangberarti orang-orang yang santat mencintai
Allah. Dia adalah orant yang selalu beribadah dan taat kepada
Allah. Iaberibadah kepada Allah dengan istiqamahtanpa diselingi
perbuatan durhaka. Kedua sifat tersebut merupakan keharusan
sehingga seorant wali benar-benar menjadi wali yang senant
melaksanakan hak-hak Allah dengan benar dan selalu menjaga
perintah-perintah-Nya, baik dalam keadaan senant atau pun
susah."
Termasuk syarat seorang wali adalah telpelihara sebagai-
mana syarat seorang nabi yang juga terlindungi dari kesalahan.
Karena itu, setiap wali yang bertentangan dengan syariat adalah
tertipu.
Abu Yazid Al-Busthami pemah datang kepada seseorant
yang dikenal sebagai wali. Ketika sampai di mesjidnya, ia duduk
menunggu. Kernudian orang yang dimaksud keluar dari rumah-
nya dan membuang dahak dalam mesjid. Abu Yazid langsung
pergi dan tidak mengucapkan salam kepadanya. Dia mengata-
kan, "Orang itu tidak menjaga tatakrama syariat, maka bagaima-
na dia bisa dipercaya tentang rahasia-rahasia kebenaran."r2s
tuHadis
diriwayatkan dari Aisyah r.a. dan dikeluarkan oleh Imam
Ahmad dengan semisalnya 5 /55-57, At-Turmudzi dan Abu Ya'la dalam
Musnnd-nya, Ath-Thabrani dalam Al-Ausath, Abu Nu'aim dalam Ath-
Thib, dan Ibnu Asakir dalam Al-Kanz halaman 230 nomor 1157.
'rRahasia-rahasia keb"gmaran yant diberikan Allah kepada para
hat Pctltitt* Pu *14 3t3
"taaac