Page 446 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 446
nya, ia menawarkan padaku dua pilihan. 'Manakah yang lebih
kamu sukai, engkau atau saya yang jadi pemirnpin perialanan
ini?'tawamya.
'Tidak, kamu saja yang jadi pemimpin,' jawabku.
'Kalau begitu, kamu harus taat.'
'Ya.'
Selesai bicara, ia mengambil keranjant, memenuhinya
dengan bekal, kemudian memikulnya,
'Berikan pada saya. Biar saya yang membawanya.'
'Saya pemimpinnya dan kamu harus taat.'
Malam pun tiba, dan bersamaan itu hujan turun dengan de-
ras. Abdullah menghentikan langkahnya. Daberdiri di sisi kepala
saya dengan memegang kain untuk menahan hujan. Dia mela-
kukannya hingga pagi. Flati saya tergetar menyaksikan kete-
tarannya. Saya bersumpah dalarn hati, 'l-ebih baik saya mati dari-
pada mengatakan kamu saja ketuanya.'Tiba-tiba matanya mena-
tapku sampai menusuk dada.
']ika kamuberteman dengan seseorErng, maka temanilah dia
seperti apa yang kamu lihat saya berteman denganmu."'
Seorang pemuda datang kepada Ahmad bin Muhammad
Ar-Rud2abari. Ketika hendak pulang, ia berkata, "Syaikh pemah
mengatakan sesuatu kepada saya, 'Wahai Anak Muda, rnereka
tidak pemah meninggalkan janji dan tidak pula meninggalkan
musyawarah,"'
Abu Abdullah An-Nashibaini berkata, "Saya menjadi seo-
rErnt musafir selama tiga puluh tahun. Selama itu, saya tidak
pernah menjahit pakaianku yang robek. Saya juga tidak pemah
mampir ke rumah temanku untuk minta bantuan. Saya juga tidak
pemah membiarkan seseorang mernbawakan sesuatu kepada-
ku."
Ketahuilah bahwa sekelompok kaum telah melaksanakan
adab bermu j aha d ah kem udian me reka ingin menambahkan sedikit
mujahadahnya, yaitu dengan melakukan bepergian karena Allah
untuk melatih jiwa mereka (riyadhah) sehingga mendapatkan
pengetahuan dan mencapai ma'rifat agar mereka dapat hidup
432 Saala Tafa- 'lb,e
"a4o4