Page 454 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 454
"Jika salah seorant di antara kita ada yang mati, maka siapa-
kah yang akan bersahabat dengan yang lain?"
" Allah," jawab pria itu.
"Maka dari itu, bersahabatlah dengan Allah mulai sekarang
ju3ai'pesan Sahal.
Ibrahim bin Adham pemah bekerja di kebun. Kebun itg dike-
lola dengan baik, dipelihara, dan dipanen hasiLnya, kemudian
dinafkahkan kepada sahabat-sahabatnya. Ia sering berkumpul
bersama kawan-kawannya. Ketika siang, ia bekerja dan mem-
berikan hasilnya kepad a par a sahabatnya. Di waktu malam, mere-
ka berkumpul di tempat yang sunyi. Pernah ia pulang terlambat
kerja sampai agak larut malam. Sahabat-sahabatnya sudah lama
menunttu sampai mereka berkata, "Mari kita makan saja ma-
kanah ini untuk sarapan besok agar ia akan pulang lebih cepat
setelah kejadian ini." Mereka memakannya, kemudian tidur
dengan perut kenyang. Ketika Ibrahim pulang, mereka masih
tidur dengan pulas,
"Kasihan ...," gumamnya lirih, "barangkali mereka tidak
punya makanan.'
Ibrahim kemudian mengambil tepung lalu mengadonnya.
Nyala api di tungku disiapkan. Bejana tempat memasak diletak-
kan di atasnya. Ketika Ibrahim meniup api setelah mempersiap-
kan semuanya, sahabat-sahabatnya terbangun.
" Apu yang sedang kamu lakukan?" tariya mereka.
" Barangkali kalian tidak punya makanan yang b isa dimakan
sehingga kalian tertidur. Saya ingin kalian bangun dan makanan
sudah tersedia. Sekarang saya telah mempersiapkannya dan
nyala api sudah mulai membara," kata Ibrahim dengan nada yang
amat mesra.
"Lihatlah, apa yant telah ia lakukan untuk kita, dan apa
yang bisa kita lakukan untuknya?|" kata mereka lebih kepada
hati mereka sendiri.
Diceritakan bahwa Ibrahim bin Adham jika ditemani sese-
orang, ia menawarkan tiga syarat: mau berkhidmat, melakukan
azan, danbersedia menjadikan tangannya seperti tangan mereka
dalarn memperoleh semua kekayaan dunia yang diberikan
440 Szaclot k'la*'Z*
"uel