Page 459 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 459

Dzat-Nya. Beda halnya dengan  sebuah nama jumlah yant me-
           ngandung berbagai pelengkap.
               Sebagian  ahli hakikat  berkata, "Makna Allah Yang Maha Esa
           adalah peniadaan  baglan danDzal,hak,  dan sifat-Nya dari penye-
           rupaan  dengan lainnya; peniadaan sekutu yang membantu per-
          buatan  dan ciptaan-Nya."
               Tauhid ada tiga. Pertama, tauhid Allah untuk Allah, yaitu
          mengetahui  bahwa Allah itq Esa. Kedua,  mengesakan Allah
          untuk makhluk, yaitu keputusan Allah bahwa seorant hamba
          adalah yant mengesakan-Nya  dan Allah menciptakannya seba-
          gai hamba yant mempunyai tauhid. Ketiga, tauhid makhluk  un-
          tuk Allah, yaitu seorang hamba  yang mengetahui bahwa Allah
          adalah Esa. Dia memutuskan  sekaligus menyampaikan  bahwa
          Allah itu Esa. Uraian ini merupakan penjelasan singkat tentang
          makna tauhid.
               Dzun Nun Al-Mishri pemah ditanya tentang tauhid, lalu
          dijawab, "Hendaknya  kamu tahu bahwa kekuasaan-Nya  dalam
          menciptakan  segala  sesuatu  adalah tanpa obat dan penyakit.
          Segala sesuatu adalahperbuatanAllah.  Trada cacat dalam ciptaan-
          Nya. Segala  sesuatu yang kamu bayangkan tentang diri Allah
          sesungguhnya  Allah berbeda dengan  yang kamu bayangkan."
               Ahmad Al-Jariri berkata, "Tiadalah pengetahuan  tauhid ke-
          cuali lisan tauhid (menyatakan keesaan Allah)."
               Al-Junaid  pemah ditanya  tentang tauhid.  |awabnya,   "Meng-
          esakan  Tuhan Yang diesakan  dengan  merealisasikan  keesaan-Nya
          dengan  kesempumaan  kee saan-Nyu;  meyakini  bahwa Dia adalah
          Esa yang tidak pernah  melahirkan atau pun dilahirkan,  tidak
          mempunyai  kawan, sekutu  atau keserupaErn,  tanpa ada sifat mi-
          rip, bentuk, rupa atau pun gambaran. Ailah tidak seperti apapun,
          Allah Maha Mendengar dan Maha Tahu." Kata Al-Junaid,  ")ika
          telah sampai puncak akal orang-orant  genius untuk mencari
          hakikat tauhid, maka pada puncaknya  ia akan bingung."
              Al-Junaid pemah ditanya tentang  tauhid, lalu dijawab, "Pe-
          ngertianr.ya adalah menghilangkan gambaran  dan tidak bisa
          dijangkau ilmu pengetahuan. Allah itu seperti Dzat-Nya  Yang
          Kekal."
              Ali Al-Hushri  berkata, "Pokok-pokok kami dalam masalah


                                             /aa*  Pet*azt Pu  *14  45
                                     "ulzta*
   454   455   456   457   458   459   460   461   462   463   464