Page 461 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 461
melihat keberadaan Dzat-Nya, tetapi hati'bisa mengetahui-Nya,
sedangkan akal tidak mampu menjangkau-Nya. Orang-orang
yang beriman dapat melihat-Nya dengan mata, tetapi bukan seca-
ra nyata atau pada puncak keberadaan-Nyu."
Al-Junaid berkata, "Kalimat tauhid yang paling mulia adalah
seperti yang diucapkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq: 'Mahasuci
Allah Yang telah menjadikan makhluk-Nya tidak rnengetahui
cara untuk menemukan (Dzat-Nya) kecuali ia tidak akan mampu
mengetahui Dzat-Nya."'
Ustaz Abul Qasim Al-Junaid berkata, "Maksud Abu Bakar
Ash-Shiddiq r.a. bukanlah tidak mengetahui Allah. Karena,
menurut ahli hakikat yang dimaksud dengan tidak mampu ada-
lah tidak mampu melihat yangmaujud (y^g diadakan), bukan
yang ma'durz (tidak ada), sebagaimana orang lumpuh yang tidak
mampu duduk atau berbuat sesuat0 karena kakinya tidak bisa
bergerak, padahal tempat duduk ada di depannya. Demikian juga
orang arif yang tidak mampu mengetahui Dzat-Nya. Ia dapat
berma'rifat dengan-Nya karena ma'rifat itu penting. Menurut ke-
lompok ini, berma'rifat dengan Allah pada puncaknya adalah
penting, sedangkan bagi pemula, berma'rifat adalah dengan usa-
ha. |ika ma'rifatnya itu secara hakikat, maka hal itu menurut kata
Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. tidak berarti melihat seperti sesuatu,
sebagaimana pentingnya mengetahui lampu ketika matahari
terbit dan p.rncaran cahaya menutupinya."
Al-Juraid berkata, "Tauhid menurut ahli sufi adalah menyen-
dirikan sifat qidam (dahulu) daripada sifat huduts (baru), keluar
dari tanah air, menjauh dari orang yang dicintai, dan meninggal-
kan yang diketahuinya atau pun tidak. Ia berkeyakinan bahwa
yang ada adalah Allah di semua tempat."
Yusuf bin Husin berkata, "Barangsiapa yang jatuh dalam
lautan tauhid, maka ia tidak akan bertambah segar sepanjang
masa kecuali bertarnbah haus."
Al-Junaid berkata, "llmu tauhid itu menerangkan tentang
adanya Allah. Adanya Allah tidak dapat diketahui dengan ilmu-
nya. Ilmu tauhid itu diiipat bentangannya sejak dua puluh tahun,
sedangkan orang-orang yang membicarakannya itu hanya sam-
pai pada tepinya saja,"
?qtatan fuat ?e*aau P.r. *14 447