Page 462 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 462

Ada seorang laki-laki berdiri di hadapan Al-Husin bin
               Manshur. "Siapakah  Allah yang telah rnereka tunjuk?" tanyanya.
                    "Dzat  yang menimpakan  penyakit pada rnakhluk dan Dia
               tidak pemah  sakit,"  jawabnya.
                    Dalf Asy-Syibli  berkata,  ".Baranrgsiapa  yang melihat puncak
               ilmu tauhid, maka ia akan lemah atau tidak mampu  membawa-
               nya karena beban berat yang ia pikul."

                    Dalaf Asy-Syibli pemah  ditanya  tentang tauhid dengan ung-
               kapan kata yang jelas. "Celaka kamu," jawabnya,  "barangsiapa
               yang menjawab masalah  tauhid dengan ungkapan  kata, maka
               dia itu adalah orang yant mulhid  (mengingkari agama atau kafir).
               Barangsiapa yang menjawabnya  dengan isyarat, maka dia itu
               adalah  seorant Tsanawi.ls Barangsiapa  yang menjawab dengan
               menunjuk  sesuatu, maka dia adalah penyembah berhala.  Barang-
               siapa yang membicarakan  tauhid, dia adalah orang yant lengah.
               Barangsiapa  yang diam tidak membicarakannya, dia adalahbo-
               doh. Barangsiapa  yang menyantka  dirinya  sampai pada ma'ri-
               fatullah,   maka diaitutidaklah  sampai. Barangsiapa yang melihat
               bahwa dirinya dekat dengan-Nya, sesungguhnya dia itu adalah
               jauh. Barangsiapa  yang mengaku telah menemukan Dzat-Nya,
               dia adalah orant yang kehilanagan. Dan apa saja yang kamu
               khayalkan  atau kamu temukan  dengan  akalmu,  meski dengan
               makna yang paling sempuma,  semua itu adalah tertolak dan
               termasuk ciptaan baru seperti kamu."

                    Yusuf bin Al-Husin berkata,  "Tauhid kelompok istimewa
               adalah dengan hatinya. Seolah-olah ia berdiri di hadapan  Allah,
               pasrah dengan aturan-Nya  dan hukum-hukum  kekuasaan-Nyu,
               tenggelam dalam tauhid ALiah  sampaibinasa dirinya, hilang  rasa-
               nya dengan menunaikan  perintah Allah, sehin6ga ia seperti yang
               dikatakan bahwa dia menjadi.orang yang terbawa arus hukum
               Allah."



                   rs{Tsanawiyah  adalah sebuah  mazhab Mani dan kelompok-
               kelompoknya.  Mereka mengatakan  dengan  adanya dua dasar pokok
               yang saling bertentangan dan tidak bisa terlepas antara satu dengan
               lainnya, yaitu dasar kebaikan dan kejelekan  atau dasar cahaya  dan
               kegelapan.

               UE  Sa*b  ky&'ilru
                                     "uo<l
   457   458   459   460   461   462   463   464   465   466   467