Page 579 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 579

pada kebenaran,  maka hendaknya dia bertaklid (mengikuti)  o-
           rang terdahulu  (salaf)  dan hendaknya berjalan di atas tingkatan
           ini karena mereka lebih utama daripada yang lain.

                funaid  berkata,  "seandainy  a saya mengetahui  bahwa Allah
           Swt. memiliki ilmu di bawah  kelanggengan  langit yang lebih
           mulia daripada ilmu yang sering kami bicarakan bersarna kawan-
           kawan kami, maka saya akan berusaha dan menuju ke sana."
               Jika  dia menentukan  hukum  padamuridnya yant menyang-
           kut antara dirinya dan Allah, maka dia wajib memperoleh ilmu
           syariat,  baik dengan  menyatakan maupun dengan  bertanya kepa-
           da para imam tentang hal-hal yang dapat rnengantarkan pada
           kewajibannya. Apabila fatwa ahli fikih berbeda, hendaknya  dia
           mengambil  fatwa yang lebih hati-hati dengan  tujuan menghindar
           dari perselisihan (perbedaan).
               Dispensasi  dalam syariat hanya bagi orang-orang yang le-
           mah, butuh, dan sibuk. Mereka sebenamya  tidak sibuk selain
           beribadah kepada Allah Swt. Untuk itu dapat dikatakan,  " Apabila
           orang fakir jatuh (turun) dari derajat hakikat ke dispensasi  syariat,
           maka dia telah merusak akidahnya dan merusak janji yang dite-
           tapkan antara dirinya dan Allah Swt."
               Murid (orang yang hendak  menuju Allah Swt.) wajib belajar
           kepada guru. Apabila dia tidak mempunyai   turu/  dia tidak akan
           berhasil selanranya. Dalam konteks ini Abu Yazid Al-Busthami
           berkata, "Barangsiapa  yang tidak mempunyaiguru, maka imam-
           nya adalah  setan."
               Saya telah mendengar U staz Abu Ali Ad-Daqaq be rkata,  " P e
           hon jika tumbuh dengan  sendirinya  tanpa ada yang menanam,
           ia akan berdaun  tapi tidak berbuah. Demikian juga murid,iika  ti-
           dak mempunyai guru, dia akan rnengambil  jalan dengan sendiri-
           nya. Dia akan menyembah hawa nafsunya  tanpa menemukan
           kelangsungan."
               Apabila murid menginginkan  suluk (menempuh Tuhan), se-
           cara keseluruhan  dia wajib bertobat kepada Allah Swt. dari segala
           kesalahan. Dia harus meninggalkan segala kesalahan, baik yang
           samar dan yang terang maupun  yang kecil dan yang besar. Dia
           harus bersungguh-sungguh  merelakan (meninggalkan) permu-
           suhan, Barangsiapa yant tidak merelakan  permusuhan, jalan ini


                                             7..414/  Polaa. 4.1 Tar.aaa  ,565
   574   575   576   577   578   579   580   581   582   583   584