Page 129 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 129

112 | H a d i t s   J i b r i l

            adalah  hanya  pada  makhluk  saja.  Artinya,  siapa  yang
            melakukan  kebaikan  maka  perbuatannya  tersebut  disebut
            “baik”,  dan  siapa  yang  melakukan  keburukan  maka
            perbuatannya  tersebut  disebut  “buruk”.  Dan  penyebutan
            “baik  dan  buruk”  seperti  ini  hanya  berlaku  pada  makhluk
            saja.  Adapun  sifat  Taqdir  Allah,  yaitu  sifat  menentukannya
            Allah  terhadap  segala  sesuatu  yang  Ia  kehendakinya,  maka
            sifat-Nya ini tidak boleh dikatakan buruk. Sifat Taqdir Allah,
            sebagaimana  sifat-sifat-Nya  yang  lain,  adalah  sifat  yang  baik
            dan  sempurna,  ia  tidak  boleh  dikatakan  buruk  atau  jahat.
            Dengan  demikian,  bila  seorang  hamba  melakukan
            keburukan,  maka  itu  adalah  perbuatan  dan  sifat  yang buruk
            dari  hamba  itu  sendiri.  Adapun  Taqdir  Allah  terhadap
            keburukan  yang  terjadi  pada  hamba  itu  bukan  berarti Allah
            menyukai  dan  memerintahkan  kepada  keburukan  tersebut.
            Begitu  pula,  Allah  yang  menciptakan  kejahatan,  bukan
            berarti  Allah  jahat.  Inilah  yang  dimaksud  bahwa  kehendak
            Allah  meliputi  segala  perbuatan  hamba,  terhadap  yang  baik
            maupun yang buruk.

                    Segala  perbuatan  yang  terjadi  pada  alam  ini,  baik
            kekufuran  dan  keimanan,  ketaatan  dan  kemaksiatan,  dan
            berbagai  hal  lainnya,  semunya  terjadi  dengan  kehendak  dan
            dengan  penciptaan  Allah.  Hal  ini  menunjukan  akan
            kesempurnaan  Allah,  serta  menunjukan  akan  keluasan  dan
            ketercakupan  kekuasaan  dan  kehendak-Nya  atas  segala
            sesuatu.  Karena  bila  seandainya  pada  makhluk  ini  terjadi
            sesuatu yang tidak dikehendaki kejadiannya oleh Allah, maka
            berarti hal itu menafikan sifat ketuhanan-Nya, karena dengan
            demikian  berarti  Allah  kehendak  dikalahkan.oleh  kehendak
            makhluk-Nya.  Ini  adalah  sesuatu  yang  mustahil  terjadi.
            Karena itu dalam sebuah  hadits, Rasulullah bersabda:
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134