Page 171 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 171
154 | H a d i t s J i b r i l
Jawab : Kesimpulannya adalah adanya kewajiban memerangi
pemerintahan
yang tidak memakai hukum Allah.
Penulis kolom ini kemudian mengatakan bahwa
semenjak permulaan tahun 70an tema-tema seminar dan
berbagai pertemuan di dalam mesjid telah mengalami
perubahan yang sangat mendasar. Pertemuan-pertemuan
tersebut mengarah kepada pembentukan opini faham-faham
baru dalam agama, mencampuradukan antara perkebangan
politik yang sedang berkembang dengan fatwa-fatwa agama.
Dari sini kemudian timbul berbagai kritik kepada
pemerintahan setempat, mereka kemudian mengajak
siapapun yang shalat di masjid-masjid tersebut untuk sama-
sama mengungkapkan rasa ketidakpuasan dan rasa
kemarahan terhadap para pemerintahan tersebut. Mereka
mengatakan bahwa kita hidup di tengah-tengah masyarakat
jahiliyah, selama para pemerintahan tersebut tidak memakai
hukum Allah. Kemungkinan besar faham ekstrim dalam hal
ini adalah sikap dan fatwa yang disampaikan oleh DR. „Umar
Abd al-Rahman yang melarang orang Islam untuk
menshalatkan janazah Jamal „Abd al-Nashir (Persiden Mesir
saat itu). Ajakan „Umar „Abd al-Rahman ini mendapat
sambutan dari beberapa kelompok yang memiliki faham
yang sama, terutam dari orang-orang dekatnya, bahkan
untuk ini mereka menggunakan kekuatan fisik. Inilah
beberapa di antara faham-faham ekstrim yang bermula
timbul dari dalam pertemuan-pertemuan masjid. Sikap
ekstrim yang sama juga diungkapkan oleh „Abdullah ibn Baz,
di Saudi. Saat itu dengan lantang ia menyerukan larangan
untuk menshalatkan gha‟ib bagi Jamal „Abd al-Nashir, seraya