Page 211 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 211
194 | H a d i t s J i b r i l
Rasulullah, mencelanya, menyandarkan
kerendahan/kekurangan/aib kepadanya; baik
pada diri beliau sendiri, atau
agamanya/ajarannya/akhlaknya, atau pada sifat
dari sifat-sifatnya, atau merendahkan
kehormatannya, atau menyerupakannnya dengan
sesuatu untuk tujuan menghinakannya,
merendahkannya, mengecilkan keutamaannya,
atau untuk tujuan berpaling darinya dan
membuat aib baginya; maka orang semacam ini
adalah orang yang mencaci Rasulullah, dan Ibn
Syahnun berkata: Para ulama telah sepakat (ijma‟)
bahwa orang yang mencaci-maki Rasulullah dan
menghinakannya maka ia telah kafir, dan orang
semacam ini layak mendapatkan ancaman Allah
untuk disiksa. Dan barangsiapa meragukan
bahwa orang tersebut telah menjadi kafir dan
berhak untuk mendapat siksa; maka orang ini
juga telah menjadi kafir”.
Syekh Abu Abdillah Muhammad Ahmad Illaisy al-
Maliki, salah seorang ulama terkemuka mantan Mufti negara
Mesir (w 1299 H) dalam kitab Minah al-Jalil „Ala Mukhtashar
al-„Allamah al-Khalil, j. 9, h. 205, berkata:
ْلوسربْوأْللابْرفكْولوقكْرفكلاْفْحيرصْلوقبْرفكْءاوسو
ْوأْللاْنباْحيسهداْوأْةثلاثْوأْنانثاْوللاإْوأْناءرقلابْوأْللا
ْرفكللْ ظفللاْ مزلتسيْ يأْ ويضتقيْ ظفلبْ وأْ للاْ نباْ ريزعلا
ْنمْ مولعمْ ويلعْ عمىرْ ءىشْ ةيعورشمْ دحجكْ انيبْ امازلتسا