Page 250 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 250

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 248

                  Kemudian  dalam  al-‘Aqîdah  al-Wusthâ,  beliau  menuliskan:
           “Ketahuilah bahwa Allah tidak ada sekutu bagi-Nya, sebagaimana
           hal  ini  telah  disepakati  (ijma’)  para  ulama.  Dan  pengertian  bahwa
           Allah tidak ada sekutu bagi-Nya adalah bahwa Allah Maha suci dari
           bertempat pada-Nya suatu, atau Dzat-Nya bertempat pada sesuatu,
           atau Dzat-Nya bersatu dengan sesuatu”.
                 Demikian pula dalam al-Futûhât pada bab 3, beliau menuliskan
           sebagai berikut:

                                  ِ
                                                         ِ
                                                    ِ
                         ِ ِ
                    ِ
                                                                 ِ
                   نم هج   وب هيَ لع كلذ زويَ لَّو ءىش الله نم دحأ فِ سيَ ل هنأ مَ لعا
                                                                        ّ
                         َ ْ َ َ َ ُ َ َ
                                                 َ
                                                                             ْ
                                       ُْ
                       ْ
                                                       َ
                                            َ ٌ
                                                                     ْ ُ ْ
                                                            َ
                   َ
                                                                   َ
                                                                          ِ   هوجوْ لا
                                                                          ُْ ُ
                  “Ketahuilah  bahwa  Dzat  Allah  tidak  menyatu  dengan
                  siapapun  dari  makhluk-Nya,  dan  hal  itu  adalah  mutlak
                  sesuatu yang mustahil bagi-Nya”.

                  Dalam  Bâb  al-Asrâr,  Ibn  Arabi  berkata:  “Tidak  boleh  bagi
           seorang yang ‘ârif Billah   berkata: “Saya adalah Allah” sekalipun ia
           telah sampai kepada puncak ma’rifat. Bagaimana mungkin seorang
           yang  benar-benar  ‘ârif  berkata  seperti  ini?!  Namun  seorang  yang
           benar-benar ‘ârif adalah seorang yang berkata: “Saya adalah hamba
           yang hina, sekarang dan di masa yang akan datang”.
                  Pada Bab 169 dari al-Futûhât, Ibn Arabi berkata:

                         ِ
                                                         ِ
                                                  ِ ِ
                                                                           ِ
                                                               ُْ
                                   ِ
                                         ُ
                                                                       َ
                                                                    ْ َ ُْ َ
                                              َ
                                                            ََ َ ُ
                                                      ََ
                        260   ثدحمْ لا فِ ًّ لَّاح نوُ كي لَّو ثداوحْ لل ًّ لَمُ طق نوُ كي لَّ يمدقْ لا
                           َ ْ ُ
                                       َ ْ َ َ

                 260  Ibn Arabi, al-Futûhât…, Bab 169, Bab Ma’rifat al-Âdâb Wa Asrârih…, j.3, h.
           518
   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255