Page 249 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 249

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 247

           mereka  mengatakan  bahwa  pada  awal  mulanya  Allah  tidak
           memiliki sifat-sifat hingga Dia menciptakan makhluk-makhluk-Nya
           ini.  Mereka  mengatakan  bahwa  Allah  tidak  memiliki  sifat  Qudrah,
           sifat Irâdah, sifat Sama’, Sifat Bashar dan sifat lainnya, kecuali setelah
           menciptakan  makhluk-makhluk-Nya  tersebut.  Menurut  mereka
           Allah memiliki sifat Qudrah setelah Dia menciptakan makhluk-Nya,
           Allah  memiliki  sifat  Bashar  setelah  Allah  menciptakan  segala
           sesuatu,  Allah  memiliki  sifat  Sama’  setelah  Allah  menciptakan
           segala  suara,  dan  seterusnya.  Na’ûdzu  Billâh.  Pernyataan  semacam
           ini  jelas  merupakan  kekufuran  dan  kesesatan,  sebagaimana
           disepakati  oleh  kaum  teolog  Ahlussunnah.  Pendapat  semacam  ini
           sama saja dengan mengatakan bahwa Allah adalah makhluk, karena
           menetapkan sifat-sifat baru bagi-Nya.

           5.  Pembahasan  kewajiban  berkeyakinan  bahwa  tidak  ada
               kebaruan  pada  Dzat  Allah  ketika  Dia  menciptakan  alam
               dengan  segala  isinya  dan  tidak  boleh  dinyatakan  bagi-Nya
               hulûl atau ittihâd
                  Tentang  pembahasan  tema  ini  sebenarnya  terdapat  banyak
           ungkapan  akidah  tanzîh  dari  Ibn  Arabi  yang  telah  beliau  tuliskan
           dalam  kitab  al-Futûhât  al-Makkiyyah.  Dengan  demikian  sebenarnya
           hal ini secara langsung merupakan bantahan kepada mereka yang
           menilai Ibn Arabi sebagai orang yang berkeyakinan hulûl dan ittihâd.
           Dalam al-‘Aqîdah ash-Shughrâ yang dimuat pada bagian awal dari al-
           Futûhât  Ibn  Arabi  menuliskan:  “Maha  Suci  Allah  dari  menyatu
           dengan  makhluk-makhluk-Nya  atau  makhluk-makhluk  tersebut
           menyatu dengan-Nya”      259 .

                 259   Selanjutnya  lihat  dalam  kajian  ‘Aqîdah  Fî  at-Tauhîd  atau  ‘Aqîdah  Ahl  al-
           Islâm.
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254