Page 245 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 245

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 243

                                                               ِ ِ
                          256   هسف ن الله     مَ لع ي امك الله مَ لع ي نأ بَ لَ ط نم فئاوّ طلا  ِ لهجَأ نم ِ
                                                   ْ
                              َْ
                                          َ
                           ُ َ ُ
                                                                        َ ْ ْ
                                   ُ َْ َ َ َ َْ
                                                      َ
                                                           ْ َ
                                                                  َ
                  “Sebodoh-bodohnya golongan adalah mereka yang berusaha
                  untuk  mengetahui  Allah  hingga  seperti  Allah  sendiri
                  mengetahui akan hakekat Diri-Nya”.

                  Apa yang ditulis oleh Ibn Arabi ini sesuai dengan penafsiran
           QS.  al-Ikhlash.  Tentang  sebab  turunnya  QS.  al-Ikhlash  ini  dalam
           sebuah hadits riwayat al-Baihaqi dari sahabat Abdullah ibn ‘Abbas
           disebutkan  bahwa  suatu  ketika  Rasulullah  didatangi  segolongan
           kaum  Yahudi.  Mereka  berkata:  “Wahai  Muhammad  terangkan
           kepada kami sifat-sifat Tuhanmu yang engkau sembah itu?”. Tujuan
           pertanyaan  mereka  ini  bukan  untuk  mencari  pemahaman  yang
           benar,  tetapi  untuk  mencaci  dan  menghinakan  Rasulullah.  Maka
           kemudian turun firman Allah QS. al-Ikhlas dari ayat 1 hingga ayat 4.
                  Pada ayat pertama, firman Allah:

                                                     4 )    :صلَخلْا( دحأ الله وه لق
                                                                              ُ
                                                                  ٌ
                                                                   َ ُ َُ ْ
                  “Katakanlah wahai Muhammad, Dia Allah yang Ahad”.  (QS.
                  al-Ikhlash: 1)

                  “Ahad”  dalam  ayat  di  atas  artinya  bahwa  Allah  tidak
           berbilang,  dan  tidak  ada  sekutu  bagi-Nya,  baik  pada  Dzat-Nya,
           sifat-sifat-Nya, maupun pada perbuatan-Nya. Pengertian tidak ada
           sekutu bagi Allah adalah tidak ada suatu apapun yang menyerupai-
           Nya.  Dengan  demikian  Dzat  Allah  bukan  benda,  dan  sifat-sifat
           Allah bukan sifat-sifat benda. Sifat “Qudrah” misalkan, adalah sifat


                 256  Ibid, bab 208, Bâb Ma’rifah Hâl al-Inzi’âj, j. 4, h. 219
   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250