Page 242 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 242
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 240
ِ
ِ
ِ
ِ
ءارو وه ف َ لَاع ت الله قْ لخ نم دحأ اهمَ لع ي لَّ َ لَاع ت قْ لحا تاذ نأ مَ لعا
ٌ
َ
َ
َ ّ
َ
َ
ْ
َ َّ َ
َ ََ َُ
َ
َ َ ُ َْ
ْ
َ ْ
253 موُ لعم لك
ُ
ْ َْ ّ
“Ketahuilah bahwa Dzat yang Maha Haq [Allah] tidak
seorangpun dari makhluk Allah yang mengetahui-Nya, Dia
itu di belakang setiap pengetahuan [tidak dapat dijangkau
oleh akal pikiran]”.
Dalam kitab Lawâqih al-Anwâr disebutkan bahwa ketika Ibn
Arabi ditanya bukankah seluruh arah dan tempat bagi Allah adalah
sama saja, artinya bahwa Allah tidak diliputi oleh tempat dan arah,
namun kenapa dalam shalat kita diperintahkan untuk menghadap
ke ka’bah? Ibn Arabi menjawab bahwa hikmah di dalam
kekhususan menghadap ka’bah karena keadaan hati kita dalam
shalat tidak akan terkonsentrasi kecuali dengan menghadap kepada
satu titik. Ini bukan untuk menunjukkan bahwa Allah di dalam
ka’bah. Tetapi ka’bah adalah arah menghadap di dalam shalat.
Adapun tentang hakekat Allah maka tidak ada seorangpun yang
dapat meraih-Nya. Dan oleh karena itu para ulama berkata:
ِ ِ ِِ
ِ ِ
كلذ فلَبِ للهاف كلابب رَ طخ ام لك
َ َ
ُْ ُ
َ
َ َ َ َ َ َ
ُ
“Apapun yang terbayang dalam benakmu tentang Allah
maka Allah tidak seperti demikian itu”.
Dengan demikian, teks-teks yang makna zhahirnya
mengindikasikan arah “atas” bagi Allah maka hal itu bukan dalam
253 Ibid, bab 369, Bâb Ma’rifat Mafâtih Khazâ’in al-Ghaib, j. 6, h. 123