Page 253 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 253
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 251
adalah didasarkan kepada pemahaman mereka yang juga sesat.
Masih menurut Ibn Arabi, karena yang dimaksud dari firman Allah
dalam ayat ini, sebagaimana dinyatakan oleh Syaikh Zain al-
‘Abidin; cucu dari al-Murshifi, seorang sufi terkemuka di masanya,
adalah bahwa segala perintah dan larangan Allah, baik terhadap
yang berada di langit, yaitu para malaikat, maupun terhadap yang
ada di bumi, yaitu manusia dan jin, dan segala peristiwa yang
terjadi pada alam ini adalah dengan kehendak dan kekuasaan Allah.
Penolakan dan bantahan Ibn Arabi terhadap akidah hulûl dan
ittihâd tertulis secara jelas dalam Bâb al-Asrâr. Di antara ungkapan
beliau dalam hal ini sebagai berikut:
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ داْ لحلْا لهأ لَّإ دا ّ ثُلْبا َ لاق امو ٌ لوُ لعم وه ف لوُ لْ لحبا َ لاق نم
ّ
َ
َ
َ
ْ
َ
ََ ْ َْ َُ
ْ ُ
ْ َ
َ
ُ
“Barang siapa berkeyakinan hulûl maka ia seorang yang cacat
(artinya ia dalam kekufuran), dan tidaklah seorang yang berkata
ittihâd kecuali mereka adalah orang-orang kafir”.
Pada bab ini Ibn Arabi menggambarkan bahwa seorang yang
berakidah hulûl adalah seorang yang memiliki penyakit dalam
keyakinannya. Karena bagaimana mungkin seorang yang sehat
akalnya akan menetapkan adanya kesatuan (hulûl) antara Allah
dengan manusia, padahal Allah adalah Pencipta (Khâliq) dari semua
manusia dan segala makhluk?! Demikian pula seorang yang
berkeyakinan bahwa setiap komponen dari alam ini adalah bagian
dari Dzat Allah (ittihâd), maka ia adalah seorang yang sesat. Dalam
pandangan Ibn Arabi, seorang yang berkeyakinan hulûl dan ittihâd
berarti ia telah menetapkan sifat terpisah (al-Infishâl) dan menempel
(al-Ittishâl) dalam pengertian indrawi bagi Allah. Artinya, orang