Page 260 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 260
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 258
arah bawah --dengan alasan bahwa Allah lebih dekat dengan
seorang yang sujud--. Dengan demikian Allah menjadikan
sujud sebagai keadaaan yang sangat “dekat” antara hamba
dengan Allah, tidak lain untuk mengingtkan bahwa Allah
tidak diliputi oleh arah atas atau arah bawah, karena Allah
Maha suci dari sifat-sifat makhluk-Nya”.
Pada bab 72 dari al-Futûhât al-Makkiyyah, Ibn Arabi
menuliskan sebagai berikut: “Hindarilah olehmu untuk mengatakan
bahwa Allah memiliki sifat seperti sifat-sifat makhluk-Nya seperti -
zhahir makna- dari teks-teks tentang sifat-sifat-Nya. Karena
pernyataan semacam itu adalah adab yang buruk. Apa yang ada
pada sifat-sifat makhluk dari berbagai kekurangan adalah bukti bagi
kebaharuannya. Adapun adab yang benar adalah dengan
menetapkan sifat-sifat Allah tersebut dengan tanpa
menyerupakannya dengan sifat-sifat benda (Bilâ takyîf)”.
Tulisan Ibn Arabi di atas memberikan pemahaman yang jelas
bagi kita bahwa metode yang digunakan Ibn Arabi dalam
memahamai teks-teks tentang sifat Allah adalah metode yang telah
digunakan oleh mayoritas pengikut Ahlussunnah, yang
notabenenya sebagai metode yang dipakai oleh para ulama Salaf.
Metode ini disebut dengan itsbât; artinya mengimani sifat-sifat
Allah sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an dan hadits-hadits
yang shahih. Metode itsbât ini sebagai kontraproduk Ahlussunnah
terhadap faham kaum Mu’tazilah yang telah menafikan sifat-sifat
Allah (ta’thîl). Sementara metode ‘Adam al-Takyîf; artinya meyakini
bahwa sifat-sifat Allah bukan sifat-sifat benda, adalah sebagai
kontraproduk Ahlussunnah terhadap faham kaum Musyabbihah;
kaum yang meng-itsbât-kan sifat-sifat Allah tapi menyerupakannya