Page 274 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 274
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 272
Hadits-hadits ini satu sama lainnya tidak saling bertentangan
bahkan saling menguatkan kandungan maknanya. Dengan
demikian tidak boleh menguatkan satu satu riwayat dengan
mengabaikan riwayat lainnya (al-Tarjîh). Sebab metodologi al-Tarjîh
hanya diberlakukan terhadap teks-teks yang bertentangan satu
sama lainnya. Metodologi inipun hanya diberlakukan apa bila dua
teks tersebut benar-benar sudah tidak dapat dikompromikan (al-
Jama’ Wa al-Taufîq) .
277
277
Salah satu pernyataan Ibn Taimiyah yang mendapat serangan keras dari
banyak ulama penentangnya adalah kerena ia berusaha membuat al-Tarjîh
terhadap hadits nomor tiga di atas, dengan menyatakan bahwa kedua hadits
sebelumnya adalah hadits yang tidak benar. Tentang hal ini Ibn Hajar al-Asqalani
dalan Fath al-Bâri menyatakan bahwa usaha Ibn Taimiyah dalam menguatkan
hadits tersebut tidak lain hanya untuk menetapkan keyakinannya bahwa alam ini
tidak memiliki permulaan. Ibn Hajar berkata: “Ini adalah di antara hal yang
paling buruk yang dinisbatkan kepada Ibn Taimiyah”. Lihat Fath al-Bâri, j. 13, h.
410.
Ibn Taimiyah mengatakan bahwa alam ini (segala sesuatu selain Allah)
tidak memiliki permulaan (Qadîm; Lâ Awwal Lahâ). Ia menyebutkan pendapatnya
ini dalam tujuh kitab hasil karyanya sendiri. Artinya dapat dipastikan bahwa
pendapatnya tersebut adalah sebagai keyakinannya. Karena penisbatan ini juga
dikuatkan oleh para ulama, baik mereka yang hidup semasa dengannya atau yang
datang sesudahnya. Lihat ke tujuh kitab karya Ibn Taimiyah tersebut;
1. Muwâfaqat Sharîh al-Ma’qûl Li Shahîh al-Manqûl, j. 2, h. 75/j. 1, h. 245
dan j. 1, h. 64
2. Minhâj al-Sunnah al-Nabawiyyah, j. 1, h. 224/ j. 1, h. 83 dan j. 1, h. 109
3. Syarh Hadîts an-Nuzûl, h. 161
4. Syarh Hadîts ‘Imrân ibn al-Hushain, h. 193
5. Naqd Marâtib al-Ijmâ’, h. 168
6. Majmû’ah al-Tafsîr Min Sitt Suwar, h. 12-13 (tafsir QS. al-A’la)
7. al-Fatâwâ, j. 6, h. 300
Bantahan yang di alamatkan kepada Ibn Taimiyah tentang ini dan beberapa
masalah lainnya sangat banyak, termasuk dari para ulama terkemuka di
Indonesia. Lebih komprehensif tentang kajian kotroversi pemikiran Ibn Taimiyah